Jakarta (ANTARA) - Nestlé Indonesia dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) berkolaborasi melakukan penanaman 30.000 pohon mangrove di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dalam rangka memenuhi komitmen mendukung percepatan rehabilitasi mangrove.

“Kami percaya guna membantu, melindungi, memperbarui, dan memulihkan lingkungan diperlukan adanya kolaborasi,” kata Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Samer Chedid dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Kerja sama ini merupakan bagian dari prioritas strategi nasional yang menargetkan rehabilitasi lahan mangrove seluas 600.000 hektare di seluruh Indonesia sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Baca juga: BRGM rehabilitasi 7.500 hektare mangrove di Riau

Sementara langkah bersama BRGM, Nestlé menargetkan untuk menanam dan memastikan pertumbuhan 30.000 pohon mangrove di area seluas empat hektare di Desa Rawa Mekar Jaya secara bertahap hingga April 2026.

"Langkah ini dilakukan karena Indonesia sedang menghadapi tantangan dalam mengurangi emisi karbon," ujarnya.

Berdasarkan laporan Global Carbon Project, Indonesia menghasilkan emisi karbon sebesar 930 juta ton CO2 per tahun yang berkontribusi sebesar 19,9 persen dari total emisi karbon dunia yaitu 4,67 miliar ton CO2 per tahun.

Baca juga: BRGM dan Bank Dunia rehabilitasi 32 ribu hektare mangrove tahun ini

Dalam upaya menurunkan angka emisi karbon di Indonesia, mangrove berperan penting dalam perubahan iklim dengan kemampuannya yang dapat menyerap gas rumah kaca dengan efektivitas tiga sampai lima kali lipat lebih besar dibanding tanaman tropis lain.

Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indragiri Rokan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Irpana Nur mengapresiasi langkah PT Nestlé Indonesia untuk menanam 30.000 bibit pohon mangrove.

Terlebih, sebanyak 60 persen dari penduduk Indonesia memiliki tempat tinggal di daerah pesisir yang sangat berpotensi dilanda bencana banjir rob bahkan tsunami.

Baca juga: BRGM terus lakukan percepatan rehabilitasi mangrove di 9 provinsi

Bahkan diperkirakan kerugian ekonomi akibat dampak perubahan iklim dapat mencapai Rp544 triliun sampai 2024 sehingga Pemerintah Indonesia sejak 2020 menargetkan rehabilitasi lahan mangrove seluas 600.000 hektare.

Rehabilitasi tersebut terkonsentrasi di sembilan provinsi yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024