Dia (Anas) masuk KPU melalui seleksi di Dewan Perwakilan Rakyat, tidak ada hubungannya dengan Partai Golkar,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung membantah pernyataan Ruhut Sitompul yang menyebutkan partai berlambang pohon beringin itu memberi "penugasan" kepada Anas Urbaningrum untuk menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada masa 2001--2005.

"Dia (Anas) masuk KPU melalui seleksi di Dewan Perwakilan Rakyat, tidak ada hubungannya dengan Partai Golkar," kata Akbar di sela kuliah "Membangun Budaya Demokrasi Di Dalam Partai Politik" di Rumah Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Jakarta, Jumat.

Pada 2001, Akbar Tandjung merupakan Ketua Umum Partai Golkar dan juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat.

Akbar menegaskan, pada saat uji kepatutan dan kelayakan terhadap anggota KPU saat itu, tidak hanya Partai Golkar yang mendukung penugasan Anas sebagai anggota KPU, namun hampir semua fraksi partai di parlemen.

"Tidak hanya Partai Golkar. Anggota DPR kan banyak tidak hanya Partai Golkar. Partai-partai lain banyak juga yang memberikan rekomendasi kepada Anas untuk menjadi anggota KPU," ujar mantan Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini.

Akbar menanggapi pernyataan Ruhut saat politisi Partai Demokrat itu berbicara di sebuah program dialog dengan para advokat dan politisi di salah satu stasiun televisi swasta beberapa waktu lalu.

Anas Urbaningrum sendiri, sebelumnya menyatakan masih mempertimbangkan kemungkinan mengambil tindakan hukum terkait tudingan Ruhut tersebut.

Anas mengatakan pernyataan Ruhut soal penugasannya di KPU telah merusak kredibilitas dirinya sebagai anggota lembaga penyelenggara pemilu yang dituntut jujur dan independen. Anas merupakan anggota KPU pada 2001--2005.

Semua anggota KPU, ujar Anas, memang melalui uji kelayakan dan kepatutan di Dewan Perwakilan Rakyat, yang juga melibatkan fraksi-fraksi dari partai politik, namun menurut Anas, tidak ada "misi" khusus yang dititipkan oleh partai.

"Tapi kalau ditugasi parpol tertentu itu pernyataan yang sangat serius buat saya, sangat merusak kredibiltas dan independensi," ujarnya.
(I029/T007)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013