Melalui perluasan mandat yang telah diberikan Pemerintah, serta berbagai langkah strategis di tahun 2024 ini, SMF akan terus mendorong pembiayaan sektor perumahan
Jakarta (ANTARA) - PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) mencetak laba bersih sebesar Rp466 miliar, dengan pendapatan yang tercatat sebesar Rp2,08 triliun pada 2023.

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo menyampaikan bahwa h​​ingga akhir 2023, total aset Perseroan mencapai Rp45,71 triliun, dengan ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman yang tercatat sebesar Rp13,09 triliun. Sedangkan dari segi liabilitas perusahaan, pada 2023 liabilitas SMF mencapai Rp27,47 triliun dengan ekuitas sebesar Rp18,23 triliun.

“Melalui perluasan mandat yang telah diberikan Pemerintah, serta berbagai langkah strategis di tahun 2024 ini, SMF akan terus mendorong pembiayaan sektor perumahan,” kata Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo di Jakarta, Kamis.

Ananta menjelaskan, sepanjang tahun 2023, SMF telah menjalankan berbagai upaya dalam mendukung Program Pemerintah untuk mengatasi backlog dan mendorong ketersediaan hunian layak bagi masyarakat sesuai dengan perluasan mandat yang diberikan.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan sejak tahun 2005-2023 mencapai Rp103,75 triliun.

Kemudian terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, selama tahun 2023, SMF telah menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total sebesar Rp6,85 triliun melalui penerbitan Obligasi PUB VI Tahap IV, Obligasi PUB VII Tahap I, Sukuk Musyarakah PUB I Tahap I, Obligasi PUB VII Tahap II, Obligasi Berwawasan Sosial PUB I Tahap I, dan Sukuk Musyarakah Berwawasan Sosial PUB I Tahap I.

Sampai dengan akhir tahun 2023, posisi (outstanding) surat utang dan sukuk SMF mencapai Rp19,35 triliun dan pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp3,90 triliun.

Sejak 2009-2023, Perseroan sudah melakukan 57 kali penerbitan dengan jumlah Rp57,27 triliun, terdiri dari 44 kali penerbitan Obligasi dan Sukuk (penawaran umum) sebesar Rp52,48 triliun, 12 kali Medium Term Notes (penawaran terbatas) sebesar Rp4,67 triliun, dan 1 kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp120 miliar.

Tak hanya itu, lanjut Ananta, SMF juga menunjukkan komitmennya dalam pengembangan Enviroment, Social dan Governance (ESG) dengan menerbitkan obligasi dan Sukuk Berwawasan Sosial (Social Bonds), yang merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia.

“Perseroan menerbitkan Obligasi Berwawasan Sosial sebesar Rp500 miliar, serta Sukuk Berwawasan Sosial sebesar Rp200 miliar,” jelasnya.

Lebih lanjut dalam paparannya, Ananta menjelaskan terkait transaksi sekuritisasi sejak tahun 2009 sampai saat ini bahwa Perseroan sudah memfasilitasi 17 kali transaksi sekuritisasi, dengan total nilai akumulatif sebesar Rp14,21 triliun.

Tahun lalu, SMF melakukan sekuritiasi dengan BTN dengan nilai transaksi sebesar Rp600 miliar, serta dengan BSI untuk menerbitkan Efek Beragunan Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi (EBAS-SP) dengan underlying asset KPR iB BSI, yang merupakan pertama di Indonesia dengan nilai transaksi sebesar Rp325 miliar.

Dia juga menuturkan bahwa dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 2 juta debitur KPR yang terbagi atas 85,11 persen wilayah barat, 13,91 persen wilayah tengah, dan sisanya 0,59 persen wilayah timur.

“Sesuai dengan perluasan mandat yang telah diberikan oleh Pemerintah, SMF selalu berperan aktif dan menjalin sinergi dengan berbagai pihak dalam upaya mendorong perkembangan industri perumahan baik dari pasokan dan permintaan,” pungkasnya.

Baca juga: SMF terbitkan obligasi dan sukuk sosial perdana
Baca juga: SMF dan Bank Mandiri Taspen salurkan kredit rumah Rp1 triliun
Baca juga: SMF renovasi 488 rumah tak layak huni di Indonesia

 

Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024