Jika Joko Widodo (akrab disapa Jokowi) jadi Bakal Calon Presiden dari PDI-P, dinasti politik bisa putus. Karena tidak ada keturunan dari Megawati dan Soekarno yang dicalonkan oleh partai,"
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik Fachry Ali berpendapat Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menghadapi tantangan untuk menjawab keinginan rakyat soal penghapusan dinasti politik dengan mengusung figur calon pemimpin dari partainya berdasarkan prestasi dan kecakapan bukan keturunan darah.

"Jika Joko Widodo (akrab disapa Jokowi) jadi Bakal Calon Presiden dari PDI-P, dinasti politik bisa putus. Karena tidak ada keturunan dari Megawati dan Soekarno yang dicalonkan oleh partai," kata Fachry setelah diskusi "Demokrasi Rakyat vs Demokrasi Voting" di Jakarta, Kamis petang.

Dinasti politik dalam konteks kaderisasi politik kerap dinilai sebagai penghargaan yang mengutamakan hubungan darah dan garis keturunan, dan berseberangan dengan tradisi meritokrasi politik yang mengutamakan prestasi dan kecakapan.

"Ini tantangan buat Megawati, tapi saya ragu Mega akan mengusung Jokowi," ujarnya, sembari menambahkan bahwa Jokowi identik dengan Marhaenisme yang dikembangkan dari pemikiran Proklamator RI Soekarno, ayah Megawati.

Fachry menyebut Jokowi sebagai anugerah sekaligus dilema untuk PDI-P, karena menimbulkan wacana baru soal sosok Calon Presiden dari partai tersebut.

"Padahal ada anak Megawati (Puan Maharani, Ketua DPP PDI-P) juga kan, ya ini jadi pilihan untuk partai," ujar dia.

PDI-P, kata Fachry, akan menghadapi pertaruhan besar jika tidak mencalonkan Jokowi, karena suara dari pengurus di daerah sudah semakin menguat kepada pencalonan mantan Wali Kota Surakarta itu. Selain itu, PDI-P akan dianggap memberikan keuntungan besar kepada partai lain jika menunda pencalonan Jokowi hingga pemilu 2019.

"Keuntungan terhadap partai-partai lain, siap-siap PDI-P," ujar dia.

Petinggi-petinggi PDI-P menyatakan pendeklarasian bakal capres akan dilakukan setelah konsolidasi partai dianggap kuat.

Pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) partai, September lalu, suara Dewan Pimpinan Daerah PDI-P menguat untuk pencalonan Jokowi, selain sebagian yang mengusulkan Megawati dan Puan Maharani.

Beberapa hasil survei terkait Pemilu 2014 pun mengemukakan popularitas dan elektabilitas Jokowi selalu meraih poin tertinggi dibandingkan tokoh internal partai maupun eksternal partai.(*)

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013