Kita tidak pernah bicara nasionalisasi aset pada periode kontemporer. Bahkan tidak ada satu calon presiden pun berani bicara soal nasionalisasi aset,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) di DPR Marwan Jafar mengritik tidak adanya keberanian pihak-pihak elit partai membicarakan nasionalisasi elit pada periode kontemporer, termasuk oleh sosok-sosok yang masuk kategori kandidat calon presiden.

"Kita tidak pernah bicara nasionalisasi aset pada periode kontemporer. Bahkan tidak ada satu calon presiden pun berani bicara soal nasionalisasi aset," kata Marwan dalam Forum Pemimpin Bisnis Kompas100 di Jakarta, Rabu.

Padahal, Marwan menegaskan bahwa bagi PKB, nasionalisasi aset merupakan salah satu rencana kerja ekonomi yang sudah dicanangkan.

Nasionalisasi aset merupakan poin rencana kerja ekonomi kedua yang disampaikan di hadapan sekitar 100 pemimpin bisnis perwakilan dari kalangan dunia usaha yang hadir dalam forum tersebut.

Poin pertama, yang mendasari rencana nasionalisasi aset adalah bahwa bagi PKB, kata Marwan, Indonesia harus bisa mengelola kekayaan alamnya sendiri.

"Kekayaan alam yang kita miliki luar biasa besar, kalau kita mengelola secara maksimal ini tentunya menjadi upaya optimal pendekatan untuk pembangunan ekonomi," katanya.

Kemudian, Marwan menjelaskan bahwa PKB masih memandang pembangunan infrastruktur sebagai salah satu langkah penting dalam penguatan ekonomi.

"Meningkatkan pembangunan infrastruktur masih menjadi kunci pembangunan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. Itu masih faktor yang terpenting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Meski demikian ia menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan pemerataan.

"Sebab pertumbuhan tanpa diiringi pemerataan akan mengalami hal yang tidak baik juga," ujarnya.

Berkaitan dengan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan berlangsung pada 2015 mendatang, Marwan mempersoalkan kualitas daya saing Indonesia yang masih lemah.

"Karena daya saing yang masih lemah, malah bisa menjadikan negara kita terpuruk," ujarnya.

Oleh karena itu, ia juga menyampaikan betapa pentingnya peningkatan daya saing yang salah satunya menurut Marwan dapat dicapai melalui pengurangan impor.

"Pengurangan impor secara efektif memperbaiki transaksi berjalan. Sebab impor ini meresahkan pelaku ekonomi dalam negeri, termasuk mematikan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)," katanya.

Marwan merupakan salah satu perwakilan partai politik peserta Pemilu 2014 yang berkesempatan memaparkan gagasan dan rencana kerja ekonomi partainya di hadapan peserta forum yang terdiri dari para pemimpin bisnis tersebut.(*)


Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013