Kami gembira banyak yang datang termasuk politisi untuk menghadiri acara ini,"
Vancouver, Kanada (ANTARA News) - Para peserta yang terdiri atas pakar, peneliti, mahasiswa dan tokoh agama tertarik untuk mengikuti dialog antariman di kampus Universitas Simon Fraser (SFU), Vancouver, Kanada, yang diselenggarakan Rabu siang hingga malam atau Kamis (28/11) waktu Indonesia bagian barat.

Konsul Jenderal RI di Vancouver Bambang Hiendrasto bekerja sama dengan Direktur Pusat Kajian Komparatif Masyarakat Muslim dan Kebudayaan (CCSMSC-SFU) Dr. Derryl MacLean mempersiapkan acara tersebut dengan rapih.

Lebih dari 150 peserta menghadiri diskusi tersebut dan mengajukan berbagai pertanyaan tentang perkembangan terakhir yang terjadi di Indonesia terutama interaksi antara pemeluk agama yang berbeda.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat Ph.D memimpin delegasi Indonesia untuk menghadiri dialog itu.

"Kami gembira banyak yang datang termasuk politisi untuk menghadiri acara ini," kata Bambang yang disalami para tamunya atas keberhasilan menyelenggarakan acara itu.

Konjen RI dan CCSMSC mengundang para pakar dan peneliti setempat untuk berbicara dalam diskusi panel sesi pertama bertema "Interfaith Dialogue in A Pluralk Society: The View from Canada".

Pembicara dari Indonesia ialah Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. DR. Musa Asy'ari, pakar dari Sekolah Tinggi Teologi Jakarta Pendeta Joas Adiprasetya, dan pakar dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Prof. DR. Antonius Eddy Kristiyanto memberi pandangan masing-masing yang bertema "Interfaith Dialogue in a Plural Society: the View from Indonesia".

Secara khusus Wakil Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. DR. Jamhari Makruf berbicara dalam kuliah umum di sesi malam.

Para pembicara dari Indonesia itu sebelumnya berbicara di Pusat Kajian Asia Tenggara (CSEAS) University of California, Berkeley, Senin.

Presiden SFU DR. Andrew Petter secara terpisah mengatakan bahwa Indonesia merupakan mitra khusus dalam kerja sama di bidang pendidikan.

"Penyelenggaraan kegiatan interfaith dialogue di sini merupakan bagian dari komitmen SFU untuk menjalin kerja sama internasional," kata dia.

David Seljak dari St. Jereme's University mengatakan Kanada harus belajar dari Indonesia yang terdiri atas berbagai suku, agama, ras dan kelompok berbeda.

Dia menceritakan bahwa sebelum tahun 1960-an para pemeluk agama di Kanada melakukan sedikit dialog di antara mereka.

"Namun beberapa dekade kemudian mereka sebagai warga negara Kanada saling berdialog dan hidup berdampingan sesuai dengan keyakinan masing-masing dan memperoleh hak-hak yang sederajat," kata Seljak.

Menurut dia, dialog antariman perlu dilakukan untuk saling memahami dan bukan untuk mengubah keyakinan masing-masing.

Dr. Jan H. Boer, peneliti dan penulis buku, mengatakan dia merasa tertarik untuk menghadiri diskusi ini dan menilai Islam di Indonesia bersahabat dan moderat.

"Saya menilai Islam di Indonesia berbeda dari Islam di Nigeria," kata dia.

Sejumlah mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh jenjang pendidikan S1, S2 dan S3 di universitas itu, puluhan tokoh Kanada yang pernah bertugas di Indonesia dan pengusaha juga hadir. (*) 

Pewarta: Mohammad Anthoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013