Kerja sama bisa berbentuk lokakarya reguler, kunjungan peneliti dari Kanada ke Indonesia dan pertukaran mahasiswa,"
Vancouver, Kanada (ANTARA News) - Pusat Kajian Komparatif Masyarakat Muslim dan Kebudayaan Universitas Simon Fraser (CCSMSC-SFU) Vancouver, Kanada, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta sepakat untuk menindaklanjuti hasil dialog antariman (interfaith dialogue).

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Bahrul Hayat, Konsul Jenderal RI di Vancouver Bambang Hiendrasto, Direktur CCSMSC-SFU Dr. Derryl MacLean, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. DR. Musa Asyari dan Wakil Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof. DR. Jamari Makruf bertemu membahas rencana itu di kampus SFU di Vancouver, Kamis pagi (28/11) atau Jumat (29/11) waktu Indonesia bagian barat.

Bahrul yang memimpin delegasi RI menghadiri dialog antariman menawarkan program-program kerja sama di bidang pendidikan terkait dengan dialog antariman untuk ketiga perguruan tinggi itu kembangkan pada tahun 2014 dan tahun-tahun berikutnya.

"Kerja sama bisa berbentuk lokakarya reguler, kunjungan peneliti dari Kanada ke Indonesia dan pertukaran mahasiswa," kata Bahrul.

Prof. Jamhari mengusulkan pengiriman sejumlah mahasiswa dari perguruan tinggi Islam untuk meningkatkan saling pemahanan di antara para mahasiswa Indonesia dan Kanada.

"Mereka diharapkan dapat menimba pengalaman di Kanada dan tidak hanya mampu mengorganisasi unjuk rasa," kata Jamhari.

Dalam perbincangan dengan Antara, Prof. Musa mengatakan dialog antariman harus disosialisaikan di kalangan anak muda karena mereka pada dasarnya kurang memahami latar belakang sejarah konflik, kekerasan dan perbedaan di masa lalu.

"Mereka jangan hanya berpikir secara pragmatis," kata dia.

Prof. Jamhari dan Prof. Musa memberikan pandangan mereka dalam diskusi atau kuliah umum bertema "Interfaith Dialogue in a Plural Society: the View from Indonesia", bersama dengan pakar dari Sekolah Tinggi Teologi Jakarta Pendeta Joas Adiprasetya, dan pakar dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Prof. DR. Antonius Eddy Kristiyanto.

Kegiatan serupa juga berlangsung di Universitas California, Barkeley.

Para pakar dan akademisi itu sepakat bahwa dialog antariman jangan sampai dijadikan sebagai wacana tetapi juga menjadi program untuk membahas isu-isu terkait jender, hak asasi manusia dan demokrasi.

Sebagai bagian dari penutup kegiatan, lebih 50 peserta dialog termasuk dari Kanada mengunjungi sejumlah tempat ibadah seperti gereja, masjid, wihara dan sinagog di Vancouver dan kawasan di sekitarnya hingga Kamis malam waktu setempat.

Mereka mendapat penjelasan tentang sejarah tempat-tempat ibadah tersebut dan perannya di dalam masyarakat Kanada yang multikultur dari para pemimpinnya. (*)

Pewarta: Mohammad Anthoni
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013