Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menekankan pentingnya pencegahan stunting serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk meraih jendela kesempatan (windows of opportunity), yakni rasio ketergantungan terhadap penduduk usia produktif berkurang.

"Windows of opportunity bisa tercapai kalau stunting dikurangi. Kalau kita mau lebih produktif, maka jangan stunting, harus sehat, harus berpendidikan termasuk punya keterampilan, baik hard skill maupun soft skill, punya pekerjaan, karena ini kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi," kata Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN Indra Murty Surbakti dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Ia menyampaikan hal tersebut dalam Diskusi Asyik Pendidikan Kependudukan (DakDikDuk) di Kampung Keluarga Berkualitas (KB) percontohan Kelurahan Gandaria Utara, Jakarta Selatan pada Jumat (26/4).

Ia juga mengemukakan bahwa Indonesia masih memiliki kesempatan untuk memanfaatkan bonus demografi hingga 2030, meski sudah melewati puncak pada 2020.

"Di wilayah DKI Jakarta sendiri, kita akan selalu dapat menikmati bonus demografi, karena daya tarik Jakarta dengan segudang lapangan pekerjaan yang masih menarik migrasi para pekerja dari daerah lain," ujar dia.

Baca juga: Pemprov Banten optimalkan peran PKK bantu cegah stunting

Melalui acara DakDikDuk, ia berharap, diskusi tentang kependudukan dapat menjadi narasi yang lebih banyak diperbincangkan dan menjadikan Kampung KB sebagai pusat pencegahan stunting.

"Harapan kita acara DakDikDuk ini bisa menghasilkan manfaat yang signifikan sehingga ke depannya Kampung Keluarga Berkualitas menjadi bebas stunting," katanya.

Acara DakDikDuk digelar di lokus lima wilayah Provinsi DKI Jakarta yang menjadi percontohan, meliputi Kampung KB Rawa Badak Selatan di Jakarta Utara, Kampung KB Tanah Tinggi di Jakarta Pusat, Kampung KB Cipinang Besar Utara di Jakarta Timur, Kampung KB Gandaria Utara di Jakarta Selatan dan Kampung KB Tegal Alur di Jakarta Barat.

Pada acara tersebut, ia juga menyerahkan buku saku DakDikDuk untuk menjadi pegangan bagi Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), dan para kader ketika memberikan penyuluhan kepada masyarakat, sehingga dapat menambah kompetensi agar masyarakat memiliki sikap dan perilaku yang berwawasan kependudukan.

Terdapat sembilan bagian dalam buku saku DakDikDuk meliputi dinamika kependudukan (kelahiran, kematian, migrasi), membangun keluarga berencana (menghindari 4T yakni terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu banyak), pola asuh (peran orang tua dalam pengasuhan anak), dan kreatif di usia produktif.

Selain itu, menjadi lansia sehat bahagia (lansia tangguh), kemandirian ekonomi keluarga, kesehatan reproduksi, gizi buruk, dan program-program di BKKBN (Generasi Berencana, Kampung KB, Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, Pusat Informasi dan Konseling Remaja, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor, Rumah DataKu, Sekolah Siaga Kependudukan, dan Dapur Sehat Atasi Stunting).

Baca juga: BKKBN: Perempuan hamil maksimal usia 35 tahun guna cegah anak stunting
Baca juga: Kabupaten Malaka NTT manfaatkan pangan lokal untuk cegah stunting
Baca juga: Pemprov Kalsel programkan 8.000 HPK untuk cegah stunting 

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024