Jakarta (ANTARA News) - Dewi (Asmirandah) tiba-tiba menyadari keberadaan Fly (Jonas Rivanno), sosok misterius yang tidak terlihat bagi orang lain. Demi mendekati pria pujaannya, Titan (Mischa Chandrawinata), Dewi pun meminta bantuan Fly yang memiliki kekuatan psikokinesis.

Sisi (Prisia Nasution) dapat menemukan benda-benda hilang, namun perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai janitor di sebuah kampus itu tidak pernah buka mulut tentang kemampuannya, tetapi dia terpaksa menggunakan kemampuannya saat Oki (Poppy Sofia), mahasiswi yang dicap bermasalah di kampus, menuduhnya mencuri.

Maya (Revalina S. Temat) punya kemampuan membaca masa depan orang lain lewat lukisan, namun ada seorang lelaki bernama Ganda yang sulit "dibaca" olehnya sehingga mendorongnya mencoba mengenal sosok Ganda lebih jauh.

Saat bersamaan, temannya Flora (Taskia Namiya) meminta bantuannya untuk melukis sang kekasih, Danel (Abimana Aryasatya). Mereka juga bertemu dengan komikus (Dion Wiyoko) yang ingin membuat cerita tentang manusia indigo.

Sementara itu, Danel kerap tidak mempercayai kemampuan kekasihnya Flora yang dapat melihat makhluk dari dunia lain. Flora tidak peduli dirinya dianggap aneh akibat kemampuannya oleh orang lain, kecuali Danel. Suatu saat, Danel dihadapkan pada situasi dimana dia dapat melihat kebenaran dari kemampuan Flora.

Indigo yang ditampilkan dalam film "Isyarat" tidak semata-mata berhubungan dengan hal mistis, seperti kemampuan melihat makhluk halus. Fokus film ini malah kisah para indigo dalam menyikapi kemampuan istimewa mereka serta bagaimana itu mengubah hidup mereka dan orang-orang di sekitarnya.

"Tema indigo masih jarang diangkat dalam bentuk layar lebar," jelas salah satu produser Anastasia Rina Damayanti usai pemutaran terbatas Isyarat di Jakarta kemarin.

"Isyarat" menyajikan kumpulan cerita dalam berbagai genre yang didasari lewat riset dengan menemui orang-orang yang diakui memiliki kemampuan indigo yang lalu dituangkan lewat skenario yang digarap Titien Wattimena dan Jujur Prananto untuk dibagikan kepada lima sutradara terpilih.

Film layar lebar perdana LA Lights Indie Movie itu dibesut lima sutradara; Monty Tiwa (Lost and Found), aktor Reza Rahadian (Gadis Indigo) yang pernah ditawari kesempatan serupa pada 2011, Asmirandah (Teman Bayangan) yang tahun lalu mendapat penghargaan favorit penonton saat membuat film pendek perdananya di LA Lights Indiemovie, dan Adhyatmika (Flora) finalis LA Lights Indiemovie yang pernah mendapat penghargaan dari Hillary Clinton atas karya "Democrazy is Yet to Learn", serta Donny Alamsyah (Tanda Bahaya).

Dalam proses produksi, para pembuat film senior pun turut berpartisipasi dan berkolaborasi dengan para finalis LA Lights Indiemovie dari berbagai kota.

Nama-nama seperti Yadi Sugandi, Faozan Rizal, Editor Andhy Pulung, Ifa Isfansyah, Satrio Budiono, dan Thoersi Argeswara turut menuangkan keahliannya dalam menggodok omnibus ini.

"Ini menjadi proses belajar lagi karena saya bisa bekerja dengan kru-kru lain yang lebih senior," ujar Adhyatmika.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013