Indonesia juga memberikan perhatian pada pemikiran kebijakan keamanan dan luar negeri Jepang baru-baru ini
Tokyo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bisa memahami keinginan Jepang untuk lebih aktif di kawasan namun peningkatan peran itu harus dibarengi dengan kebijakan dan sikap yang transparan dalam membina hubungan dan memperkuat keamanan serta stabilitas kawasan.

"Indonesia juga memberikan perhatian pada pemikiran kebijakan keamanan dan luar negeri Jepang baru-baru ini. Ketika datang ke Jakarta, Perdana Menteri Abe menyampaikan tentang rencana Jepang dan pemerintahan saya mempelajari Japans National Security Strategy yang baru saja diluncurkan bulan ini," kata Presiden saat menyampaikan pidato dalam The Policy Forum yang diselenggarakan oleh The Japan Institute of International Affairs di Kenseikinenkan, Tokyo, Jumat pagi.

Presiden mengatakan pihaknya berharap pemikiran itu dapat bersinergi dan menumbuhkan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asia dan Asia Tenggara untuk menghadapi permasalahan bersama termasuk menghadapi bencana alam.

Kepala Negara juga menegaskan mengenai pendekatan dynamic equilibirium ketika perubahan terjadi dimana pun dan di kawasan manapun. Oleh karena itu arsitektur kawasan harus selalu menyesuaikan dengan pola tersebut.

"Oleh karena itu negara-negara di kawasan membangun norma dan prinsip, kode etik dan dalam beberapa kasus tata kerja legal untuk mendorong semangat kerja sama untuk menghadapi permasalahan yang berdasarkan kepentingan bersama," katanya.

Presiden Yudhoyono mencontohkan pentingnya membangun kepercayaan antarnegara di kawasan.

"Di ASEAN ini menjadi salah satu faktor utama mengapa organisasi ini terbentuk, bertahan dan kemudian tumbuh dan sampai pada titik di mana pemerintahan dan rakyat merasa bahwa ASEAN merupakan satu keluarga besar," katanya.

Presiden menyadari kawasan Asia Timur memiliki masalah yang kompleks dan isu mengenai rasa percaya masih menjadi problematik.

"Namun saya percaya tanpa mengembangkan hal ini (kepercayaan-red) lingkungan strategis kawasan akan terus tertekan. Dan ini bisa mempengaruhi kawasan Asia secara keseluruhan karena kita semua memiliki hubungan dengan Asia Timur. Atau bisa saya katakan hubungan yang baik antara Jepang dan China sangat penting bagi masa depan kawasan," tegasnya.

Presiden kemudian mencontohkan bagaimana kepentingan sejumlah negara di Laut China Selatan bisa dikelola tanpa benturan melalui inisiasi kode etik atau tata perilaku di Laut China Selatan yang diharapkan bisa dihormati oleh semua pihak.

"Dalam pengalaman Indonesia, saat pembahasan mengenai perbatasan masih berlangsung, memiliki jalur komunikasi sangat penting untuk menghindari salah perhitungan yang bisa mendorong adanya ketegangan di daerah itu," katanya.

Acara yang berlangsung sekitar satu jam itu dihadiri oleh para anggota parlemen Jepang, kalangan politisi Jepang dan juga berbagai pihak yang berkepentingan. Sementara dari Indonesia hadir Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Seskab Dipo Alam, Dino Patti Djalal, Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto dan juga Duta Besar RI untuk Indonesia M. Luthfi dan Menlu Marty Natalegawa. 

Pewarta: Panca Hari Prabowo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013