Beijing (ANTARA News) - Polisi China telah menangkap lebih dari 1.300 tersangka di seluruh penjuru negeri karena memproduksi dan menjual obat-obatan palsu.

Upaya penangkapan itu merupakan bagian dari tindakan keras intensif pemerintah untuk mengatasi peredaran obat-obatan palsu, menurut media pemerintah.

Pihak berwenang menyita obat palsu dan sembilan ton bahan mentah senilai lebih dari 2,2 miliar yuan (362,4 juta dolar), menurut kantor berita pemerintah Xinhua, Minggu, mengutip Kementerian Keamanan Publik.

Polisi telah menutup 140 laman ilegal dan apotik dalam jaringan di 29 provinsi dan kota-kota besar sejak Juni, kata Xinhua tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Obat palsu yang disita itu ditujukan untuk mengatasi beragam penyakit mulai dari flu dan demam pada anak-anak hingga masalah jantung, dan telah diiklankan dalam jaringan.

Pada bulan Juli Otoritas Pengawasan Makanan dan Obat-Obatan kabinet telah mengumumkan akan melakukan penindakan keras selama enam bulan terhadap penjualan obat ilegal, menambah tekanan pada sektor yang sudah dikoyak oleh penyelidikan suap di perusahanan obat Inggris, GlaxoSmithKline.

Obat palsu dan iklan yang meluas telah menjadi masalah di China selama bertahun-tahun, dan lembaga pengawasan telah melakukan kampanye di masa lalu untuk menindak hal itu.

Putusan pengadilan untuk kasus produksi atau menjual obat palsu atau makanan berancun telah melonjak tajam menjadi lebih dari 8.000 kasus pada tahun 2012, atau lebih dari lima kali lipat kasus pada tahun 2011, menurut sebuah laporan oleh jaksa penuntut umum China pada Maret.

Beijing berjanji untuk membersihkan sektor obat menyusul kematian sedikitnya 149 warga negara Amerika Serikat yang mengonsumsi obat terkontaminasi asal China pada tahun 2008.

Tapi sistem regulasi negara itu yang masih berkembang telah menghalangi upaya untuk mengatasi masalah itu, yang juga telah membuat marah konsumen Cina, yang melampiaskan kemarahannya atas apa yang mereka nilai sebagai akibat mahalnya harga obat-obat legal, demikian Reuters.

(Uu.G003/Z002)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013