Si Sa Ket (ANTARA News) - Perdana Menteri sementara Yingluck Shinawatra mengatakan dia bersedia untuk bertemu dengan pemimpin protes anti-pemerintah Suthep Thaugsuban untuk mencari jalan keluar dari krisis politik meskipun peluang berhasil sangat tipis.

Yingluck mendesak para pengunjukrasa untuk berkumpul secara damai dan mematuhi hukum.

Perdana menteri sementara membuat pernyataan menjelang unjuk rasa massa anti-pemerintah pada Minggu. Suthep mengumumkan Selasa malam bahwa para pengunjuk rasa juga akan berdemo di luar kediaman nya di Bangkok untuk menekan dia untuk mengundurkan diri.

Dia mengatakan ada berbagai forum reformasi yang diadakan untuk membantu mencari jalan keluar dari krisis di negara itu, termasuk yang diselenggarakan oleh pemerintah dan para demonstran harus menggunakan mekanisme untuk memecahkan masalah.

Perdana menteri sementara menegaskan bahwa pemerintah bersedia untuk melakukan segala sesuatu untuk membuat negara maju.

Bahkan jika hanya ada satu persen kesempatan bertemu dengan Suthep, kata perdana menteri, dia bersedia bertemu dengannya, dan itu harus berada dalam kerangka Konstitusi.

Beberapa Senator yang ditunjuk menyarankan bahwa pemilu 2 Februari bisa ditunda berdasarkan Pasal 187 dari Konstitusi, namun Yingluck mengatakan ini adalah masalah baru yang harus diteliti secara mendalam dan forum bisa membantu menemukan solusi terbaik untuk mencegah jurang kemerosotan politik saat ini.

Apakah pemilu dapat diselenggarakan sesuai rencana atau tidak, Yingluck mengatakan pemerintah sementara berkewajiban untuk memfasilitasi proses, dan kerja sama dari oposisi Partai Demokrat diperlukan.

Yingluck mengatakan akan diketahui Senin depan (23 Desember) apakah dia akan memimpin anggota Partai Pheu Thai untuk mengajukan pencalonan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan 2 Februari.

Perdana menteri sementara sekarang berada di provinsi timur laut Si Sa Ket dengan beberapa tokoh Baju Merah dan para pendukung pemerintah juga keluar di jalan untuk memberikan dukungan moral.

Beberapa pengunjuk rasa anti-pemerintah juga muncul untuk menggunakan peluit mereka yang bisa menyebabkan pertempuran kecil dengan para pendukung pemerintah, demikian Xinhua.
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013