Ruang-ruang publik harus kita ciptakan. Saat ini, mencari tempat makan malam yang representatif di Kulon Progo sangat sulit, kalau pun ada tidak memenuhi standar
Kulon Progo (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengupayakan adanya ekosistem bisnis di wilayah ini untuk mendongkrak target investasi yang masuk.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kulon Progo Heriyanto di Kulon Progo, Selasa, mengatakan minat investasi di Kulon Progo sampai detik ini masih sangat rendah atau belum banyak.

Soal kehati-hatian, Pemkab Kulon Progo sudah sangat berhati-hati mulai dari tata ruang, dan perizinan selalu dalam jalur yang berlaku. Tetapi sampai detik yang membuat prihatin adalah daya ungkit untuk menarik investasi yang belum tergarap secara sporadis bersama-sama.

"Hal itu yang kami garap dan menjadi pekerjaan rumah bagi kami di DPMPTSP," kata Heriyanto.

Ia mengatakan pada 2024 ini, DPMPTSP Kulon Progo berdasarkan indikator kinerja utama ditarget nilai investasi sebesar Rp350 miliar. Pada triwulan pertama baru terealisasi Rp30 miliar.

"Kami di DPMPTSP sangat prihatin dengan kondisi iklim investasi. Namun demikian, kami melalui berbagai macam cara dan terobosan tidak bisa mengangkat investasi di Kulon Progo," katanya.

Menurut dia, rendahnya minat investasi di wilayah ini disebabkan belum terbangunnya ekosistem bisnis yang baik di wilayah ini. Ia mencontohkan okupansi hotel di kawasan Bandara Internasional Yogyakarta sangat memprihatinkan.

"Jangan sampai mereka yang berinvestasi di Kulon Progo merugi karena ekosistem bisnis yang terbangun," katanya.

Heriyanto mengatakan langkah cepat yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan investasi di Kulon Progo adalah membuat ekosistem bisnis.

Misalnya, adanya hotel harus ada rumah makan yang standar, pariwisata yang standar, ada transportasi yang standar.

"Ruang-ruang publik harus kita ciptakan. Saat ini, mencari tempat makan malam yang representatif di Kulon Progo sangat sulit, kalau pun ada tidak memenuhi standar," katanya.

Selain itu, lanjut Hariyanto, di Kulon Progo belum ada pusat perbelanjaan atau mall. Seharusnya, bandara, mall dan hotel, harus didukung ruang publik, yakni rumah makan dan tempat pariwisata yang representatif dan merupakan satu kesatuan ekosistem bisnis.

"Mau tidak mau, ekosistem bisnis harus kita bangun," katanya.

Baca juga: Tarik investor, DPMPTSP Kulon Progo sediakan data potensi investasi
Baca juga: Investasi enam hotel masuk Kulon Progo dampak Bandara YIA

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024