Phnom Penh (ANTARA) - Para arkeolog telah menemukan bagian kepala dari patung Deva (dewa penjaga) berusia ratusan tahun saat penggalian di Gerbang Kemenangan (Victory Gate) Angkor Thom di Taman Arkeologi Angkor Kamboja, demikian disampaikan Otoritas Nasional Apsara (Apsara National Authority/ANA) dalam sebuah pernyataan pers pada Rabu (15/5).

ANA adalah badan pemerintah yang bertanggung jawab mengelola, menjaga, dan melestarikan Taman Arkeologi Angkor, sebuah situs warisan dunia yang terdaftar di UNESCO, yang terletak di Provinsi Siem Reap, Kamboja barat laut.

Ketua tim penggalian arkeologi An Sopheap mengatakan bagian kepala dari sebuah patung Deva ditemukan pada 8 Mei saat anggota timnya melakukan penggalian di Gerbang Kemenangan untuk menilai struktur fondasi langkan sebagai persiapan proyek restorasi.
 
Kepala patung Deva ditemukan saat penggalian di Gerbang Kemenangan Angkor Thom di Taman Arkeologi Angkor di Provinsi Siem Reap, Kamboja, pada foto yang diambil pada 8 Mei 2024. (ANTARA/Xinhua/Handout ANA)   


"Saat penggalian, anggota tim kami menemukan bagian kepala dari sebuah patung Deva yang terawetkan dengan baik terkubur di lubang fondasi," ujar Sopheap.

Para ahli menetapkan bahwa bagian kepala itu milik patung Deva ke-23 dari barisan depan. Sopheap mengatakan bagian kepala yang ditemukan itu terbuat dari batu pasir dengan panjang 20 sentimeter dan lebar 11 sentimeter.

"Penemuan bagian kepala dari patung Deva itu menambah kekayaan warisan arkeologi Angkor Thom dan memberikan wawasan berharga tentang sejarah dan keterampilan pada peradaban Khmer kuno," kata Sopheap.

Dibangun pada akhir abad ke-12 oleh Raja Jayawarman VII, Angkor Thom adalah salah satu kuil utama di Taman Arkeologi Angkor, destinasi wisata paling populer di negara Asia Tenggara itu yang luasnya mencapai 401 kilometer persegi.

Taman Arkeologi Angkor menarik 421.379 pengunjung internasional dalam empat bulan pertama 2024, meraup pendapatan kotor sebesar hampir 20 juta dolar Amerika Serikat (1 dolar AS = Rp16.070) dari penjualan tiket, menurut perusahaan milik negara Angkor Enterprise.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024