Jakarta (ANTARA News) - Bagi anak-anak yang tinggal di panti asuhan, tidak ada kado Natal yang lebih indah dibandingkan dengan mendapat kunjungan dari sanak dan keluarga.

Tahun ini Tirta (5) mendapatkan kado terindah itu.

Anak perempuan yang sejak berusia dua bulan dibawa ke panti asuhan Pondok Si Boncel di Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, itu mendapat kunjungan dari sang mama pada 22 Desember lalu.

"Pas Mamanya datang pada 22 Desember lalu, kami katakan, 'Kamu Nak, dapat kado Natal yang terindah," kata Pimpinan Pondok si Boncel, Suster M. Philomina, O.P saat ditemui ANTARA News pada Rabu.

Tirta (5) adalah satu dari sekitar 15 anak di panti asuhan yang tergolong jarang dikunjungi keluarga.

Menurut Philomina, Ibu Tirta bekerja di Singapura dan baru mengunjunginya setelah dua tahun lalu.

"Saat Mamanya datang memanggil nama Tirta. Dia kelihatan senang bener," katanya.

Philomina lantas menuturkan, pada awal kedatangan biasanya orang tua yang menitipkan anak mereka di panti datang menengok setiap bulan namun intensitas kunjungan mereka lalu makin berkurang bersama berjalannya waktu.

"Jadi kalau Natal itu buat saya kadang sedih juga ya, kalau melihat bisa segitunya tidak ditengok," ujarnya.

Menurut Philomina, anak-anak yang telah lama tidak ditengok kadang hanya bisa samar-samar saja mengingat wajah orang tua mereka.

Oleh karena itu, kata dia, pengurus panti berusaha menyiapkan fisik dan mental anak saat orang tua yang telah lama tidak berkunjung datang ke panti.

Philomina menjelaskan, Pondok Si Boncel menyantuni anak-anak yatim, piatu, dan yatim piatu serta anak jalanan, juga anak-anak dari orang cacat, keluarga miskin, hasil kehamilan di luar nikah dan anak dari orang yang status pernikahan tidak jelas.

Menurut dia, saat ini kebanyakan penghuni panti adalah anak-anak dari hubungan di luar nikah atau anak dari orang-orang dengan status pernikahan tidak jelas.

"Jadi kami menerima dari rekomendasi Gereja Katholik maupun masyarakat sekitar yang perlu ditolong," katanya.


Menjadi Santa

Pengurus panti memberikan beberapa hak istimewa kepada anak-anak yang jarang dikunjungi keluarga, salah satunya menjadi "Santa" penerima tamu.

"Biasanya hari ini kami pilih dua anak perempuan menjadi Santa untuk menerima tamu. Kalau ada tamu yang datang mereka yang terima," kata Philomina.

Tahun ini Tirta dan Grace (4), yang dalam sepanjang tahun ini tidak mendapat kunjungan keluarga, menjadi "Santa" penerima tamu.

"Mereka berdua selama bulan Natal ini juga paling pintar, nilai di kelasnya bagus dan mereka untuk beberapa kegiatan di dalam dan di luar termasuk penurut," kata Philomena tentang kedua anak yang kini duduk di Taman Kanak-Kanak itu.

Tirta dan Grace sangat bersemangat menjalankan tugas sebagai "Santa" penerima tamu. Mereka berulang kali menanyakan tugas menjadi "Santa" kepada Philomina.

Dan tugas itu setidaknya menjadi sedikit pelipur lara Grace kecil, yang menurut Philamona, biasa mendekati para pengurus panti lalu memeluk mereka saat merindukan sang ibu.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013