Apakah itu kualitas intelektualnya, pengalamannya, kepeduliannya kepada rakyat, komitmennya kepada rakyat, itu harus diungkapkan. Tanpa diungkapkan, rakyat tidak akan paham,"
Purwokerto (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto mengatakan bahwa calon pemimpin perlu "blusukan" ke daerah untuk menjelaskan kepada masyarakat mengenai apa yang dimilikinya.

"Apakah itu kualitas intelektualnya, pengalamannya, kepeduliannya kepada rakyat, komitmennya kepada rakyat, itu harus diungkapkan. Tanpa diungkapkan, rakyat tidak akan paham," katanya, di Purwokerto, Jateng, Sabtu.

Wiranto mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela acara Dialog Kebangsaan di Auditorium Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.

Menurut dia, sebenarnya bukan hanya "blusukan"-nya para calon pemimpin, tetapi yang terpenting bagaimana para intelektual bisa memberikan penjelasan ke rakyat-rakyat biasa.

"Rakyat kita belum melek politik sebenarnya. Tatkala mereka diberi kesempatan satu orang satu suara, sebenarnya dia (rakyat, red.) harus paham dulu hak politiknya bagaimana, terkadang rakyat tidak paham," kata dia yang juga calon presiden dari Partai Hanura.

Ia mengatakan bahwa hal itu menjadi dilematis karena dengan kondisi tersebut mengakibatkan marak terjadi praktik politik uang.

Dalam hal ini, kata dia, rakyat yang masih miskin tergiur oleh tawaran uang yang besarnya tidak seberapa hingga akhirnya tergiur untuk memilih orang yang memberi uang.

"Ini yang harus kita hindari. Sebab, bangsa ini menghadapi persaingan global yang tidak mudah, sehingga butuh pemimpin yang paham betul apa yang dibutuhkan bangsa ini dan bagaimana ke depan bangsa ini harus diatur," katanya.

Oleh karena itu, Wiranto mengaku sengaja datang ke Unsoed untuk berbagi dengan mahasiswa dan civitas akademika.

"Tidak hanya di Unsoed, tetapi banyak universitas lain yang saya kunjungi untuk sharing (berbagi, red.). Ayolah kita sebagai kaum intelektual memberikan pencerahan kepada masyarakat kita agar tidak salah pilih di kemudian hari," katanya. (*)

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014