Jakarta (ANTARA News) - Istri mantan ketua umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Attiyah Laila kembali mengunjungi suaminya di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Mas Anas ingin selalu sehat, ingin membaca, yang kedua dia ingin perjuangan PPI (Perhimpunan Pergerakan Indonesia) terus dilanjutkan walaupun ada di dalam tahanan, mungkin membuka cabang rutan. Pemikiran seorang Anas Urbaningum tidak mungkin bisa dihambat oleh proses hukum," kata pengacara Anas Urbaningrum, Firman Wijaya.

Attiyah yang datang bersama dengan Firman dan mantan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Cilacap Tri Dianto tidak mengatakan apapun mengenai kedatangannya tersebut.

"Kemungkinan pemeriksaan (Anas) besok pagi, kita berharap dalam pemeriksaan Anas jangan ada arena hukum tanpa keadilan, kita harapkan betul tidak terjadi pada kasus Mas Anas Urbaningrum, kita tunggu pemeriksaanya besok pagi," kata Firman.

Anas yang menjadi tersangka dalam kasus dugaan pemberian hadiah terkait pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah (P3SON) di Hambalang dan proyek-proyek lain ditahan KPK sejak 10 Januari 2014 di rumah tahanan KPK.

Anas ditetapkan sebagai tersangka pada 22 Februari 2012 berdasarkan pasal 12 huruf a atau huruf b atau pasal 11 UU no 31 tahun 1999 sebagaimana telah diubah menjadi UU no 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan tindak pidana korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Pasal tersebut mengatur tentang penyelenggara negara yang menerima suap atau gratifikasi dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4-20 tahun dan pidana denda Rp200-Rp1 miliar.

Dalam surat dakwaan mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora sekaligus Pejabat Pembuat Komitmen dalam proyek Hambalang Deddy Kusdinar, Anas disebutkan menerima Rp2,21 miliar dari proyek Hambalang untuk membantu pencalonan sebagai ketua umum dalam kongres Partai Demokrat tahun 2010 yang diberikan secara bertahap pada 19 April 2010 hingga 6 Desember 2010.

Uang itu diserahkan ke Anas digunakan untuk keperluan kongres Partai Demokrat, antara lain membayar hotel dan membeli "blackberry" beserta kartunya, sewa mobil bagi peserta kongres yang mendukung Anas, dan juga jamuan dan entertain.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014