Teheran (ANTARA News) - Iran dan badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, IAEA, pada hari Minggu menyepakati langkah-langkah baru yang "praktis" untuk meningkatkan keterbukaan soal kegiatan nuklir Teheran yang kontroversial.

Kesepakatan itu dicapai kendati pembatasan akses menuju lokasi militer yang dicurigai masih diberlakukan.

Para pejabat Iran mengatakan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) tidak diberi akses ke lokasi militer Parchin.  Parchin dicurigai menjadi tempat bagi Iran untuk melakukan percobaan pembuatan senjata nuklir.

Perundingan antara Iran dan IAEA pada hari Sabtu dan Minggu juga tidak membahas dugaan-dugaan bahwa menjelang tahun 2003, dan kemungkinan sejak itu, kegiatan nuklir Iran telah bermuatan "kemungkinan dimensi-dimensi militer",  kata media pemerintah.

Pertemuan tersebut mengarah pada dicapainya kesepakatan menyangkut "tujuh langkah praktis kerjasama dengan badan tersebut," kata utusan Iran untuk IAEA --yang berpusat di Wina, Reza Najafi.

Ia mengatakan langkah-langkah, termasuk kunjungan ke ladang uranium serta fasilitas pencampuran uranium, harus sudah diterapkan pada 15 Mei.

Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano diperkirakan akan memberikan pemaparan kepada para pejabat PBB tersebut menyangkut rincian kesepakatan.

Kantor berita ISNA yang mengutip seorang anggota pada tim perunding Iran, mengatakan kesepakatan yang dicapai itu termasuk "kunjungan ke ladang (uranium) di Saghand dan fasilitas pencampuran uranium di Ardakan.

Pembangkit di Ardakan, yang secara resmi diungkapkan ke publik pada April 2013, mencapatkan bahan-bahan mentah dari ladang Saghand, yang berada 120 kilometer dari Ardakan.

Pembangkit itu dilaporkan bisa menghasilkan hingga 60 ton campuran uranium setiap tahunnya.

(Uu.T008)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014