Miransyah, Pakistan (ANTARA News) - Jet-jet tempur Pakistan membomi tempat persembunyian Taliban di satu kabupaten suku barat laut, Kamis pagi, menewaskan sedikitnya 15 orang sehari setelah gerilyawan menawarkan gencatan senjata jika tentara berhenti menargetkan mereka, kata para pejabat keamanan.

"Ada laporan-laporan yang dikonfirmasi bahwa 15 gerilyawan termasuk orang asing tewas dalam serangan udara tersebut," kata seorang pejabat senior keamanan kepada AFP, dan menambahkan bahwa serangan-serangan itu berfokus pada kota Mir Ali dan sekitarnya di Waziristan Utara.

Pada Rabu, perantara perdamaian Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengatakan mereka siap mengamati gencatan senjata untuk memungkinkan dimulainya kembali perundingan perdamaian, yang menjamin pasukan keamanan Pakistan berhenti membunuh dan menangkapi mereka.

"Serangan-serangan udara dilakukan untuk menargetkan tempat-tempat persembunyian gerilyawan dengan presisi. Sebuah gudang besar senjata dan amunisi juga telah dihancurkan," kata pejabat itu.

Perundingan perdamaian antara Taliban dan pemerintah yang diumumkan pada 29 Januari, terhenti pekan ini karena lonjakan serangan gerilyawan baru-baru ini dan klaim oleh satu faksi Taliban pada Ahad bahwa mereka telah membunuh 23 tentara yang diculik.

Perantara pemerintah menetapkan gencatan senjata sebagai prakondisi untuk putaran lain perundingan.

Sebanyak 70 orang telah tewas sejak upaya rekonsiliasi diluncurkan.

Seorang pejabat keamanan kedua di Miranshah, kota utama Waziristan Utara mengatakan kepada AFP bahwa jet-jet tempur mulai menggempur target pada sekitar pukul 12.30 waktu setempat, dengan serangan terus-menerus selama lebih dari satu jam.

Kompleks gerilyawan yang digunakan oleh kelompok-kelompok pemberontak juga hancur dalam serangan udara itu, kata pejabat kedua.

Warga di daerah itu mengatakan kompleks Taliban itu terbakar setelah diserang, dengan api terlihat sepanjang malam.

Seorang warga di daerah yang meminta identitasnya dirahasiakan mengatakan kepada AFP bahwa beberapa warga dan keluarga mereka terlihat bergerak ke tempat-tempat yang lebih aman setelah serangan udara itu.

TTP telah melancarkan operasi berdarah terhadap Pakistan sejak tahun 2007, dengan melakukan sejumlah pemboman dan serangan senjata, sering menargetkan militer.

Gerilyawan membunuh seorang mayor angkatan darat di dekat kota barat laut Peshawar pada Selasa, dan tentara tewas dalam serangan terpisah di pos perbatasan pada hari yang sama di Waziristan Selatan yang tak taat hukum, kata para pejabat keamanan.

Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif mengumumkan dimulainya pembicaraan dengan Taliban pada 29 Januari untuk "memberikan peluang lain perdamaian" setelah tujuh tahun pemberontakan yang telah menewaskan hampir 7.000 nyawa.

Tetapi terus saja Taliban melakukan serangan-serangan sehingga memaksa para juru runding pemerintah untuk menangguhkan pembicaraan dan meminta gencatan senjata diberlakukan.

Taliban mengatakan bahwa serangan baru-baru ini adalah untuk membalas dugaan pembunuhan ekstra-yudisial terhadap rekan-rekan mereka di dalam tahanan pemerintah.
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014