Calon presiden yang paling menonjol di masyarakat saat ini adalah Jokowi, tapi sampai saat ini elektabilitasnya mentok di kisaran 30 persen,"
Jakarta (ANTARA News) - Lembaga riset Pusat Data Bersatu menyatakan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo "mentok" di kisaran 30 persen berdasarkan rangkaian survei yang diselenggarakan sejak awal tahun lalu.

"Calon presiden yang paling menonjol di masyarakat saat ini adalah Jokowi, tapi sampai saat ini elektabilitasnya mentok di kisaran 30 persen," kata Peneliti PDB Didik J Rachbini dalam paparan bertajuk "Publikasi Hasil Survei Serial PDB: Indonesia Mencari Pemimpin" di Jakarta, Jumat.

Dalam survei terakhir yang digelar 7--10 Februari 2014, lembaga riset itu mencatat elektabilitas Jokowi mencapai 31,8 persen, fluktuatif sejak September 2013 di kisaran 30--40 persen.

Sementara itu, Prabowo Subianto menempati urutan kedua dengan elektabilitas yang berbeda jauh yakni 12,8 persen, disusul dengan Dahlan Iskan sebesar 5,8 persen, Wiranto 5,6 persen, Jusuf Kalla 3,3 persen, Megawati Soekarnoputri 2,8 persen, Aburizal Bakrie 2,2 persen, Anies Baswedan 2,2 persen, Mahfud MD 1,7 persen dan Hidayat Nur Wahid 1,3 persen.

"Meski demikian, 30 persenan itu masih cukup tinggi karena dia tinggi di media juga," katanya.

Lebih lanjut, Didik juga mengatakan belakangan media juga mengkritisi Jokowi karena sejumlah kasus, misal kasus bus karatan atau gagal mengatasi banjir. Kasus semacam itu pulalah yang menurut dia membuat elektabilitasnya turun naik.

Dalam catatan rangkaian survei lembaga itu, elektabilitas Jokowi pada September 2013 mencapai 36 persen, pada Oktober 2013 elektabilitasnya naik menjadi 37,6 persen, November 2013 turun sekitar 33,5 persen dan Januari 2014 kembali turun menjadi 28 persen, sedangkan pada Februari 2014 mencapai 31,8 persen.

"Mungkin orang-orang yang suka dengan Jokowi mafhum masalah Jakarta tidak bisa cepat selesai makanya elektabilitas masih tinggi," katanya.

Riset yang dilakukan dengan wawancara melalui telepon (telepolling) itu mengambil sampel sebanyak 1.200 responden dari 15 kota di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Denpasar, Balikpapan, Makassar, Banjarmasin, Mataram, Ambon dan Jayapura.

Responden dipilih secara acak dengan "margin of error" kurang lebih 2,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.(*)

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014