Makassar (ANTARA News) - Mantan Panglima TNI Jenderal (Pur) Endriartono Sutarto mendukung hukuman mati bagi para pengedar narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) karena menghancurkan masa depan bangsa.

"Penyedia narkoba yang kemudian memperdagangkannya, atau pengedar, harus dihukum seberat-beratnya, termasuk kalau perlu hukuman mati," kata Endriartono dalam Debat Bernegara antara 11 peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat di Makassar, Rabu (5/3) malam.

Menurut Endriartono, pertimbangan hukuman mati untuk pengedar narkoba menjadi pilihan mengingat kerusakan yang ditimbulkan berkait dengan masa depan bangsa.

Sementara secara umum untuk penyalahgunaan narkoba, Endriartono, mengatakan perlu ada pemahaman lebih mendasar dalam hal tersebut.

"Narkoba memang menghancurkan masa depan bangsa, tetapi harus dibagi siapa yang terkait. Kalau mereka cuma pengguna tentu sanksinya berbeda," ujarnya.

Ia membedakan pengguna narkoba ke dalam dua kategori yaitu yang sadar dan tidak sadar telah mengonsumsi barang haram tersebut.

Bagi pengguna yang tidak sadar ia menyatakan mereka berhak mendapatkan bantuan rehabilitas tanpa perlu dijatuhi sanksi.

"Pengguna yang tidak sadar itu ada, misalkan karena disusupkan barang haram di makanannya. Itu perlu dibantu rehabilitasi tanpa sanksi," ujar dia.

"Sementara pengguna yang sadar harus dijatuhi sanksi, karena mereka ini perlahan akan menyebabkan penularan kebiasaan mengkonsumsi narkoba," katanya menambahkan.

Sementara itu, salah seorang peserta Konvensi Capres Partai Demokrat lain, Ali Masykur Musa, mengatakan penyalahgunaan narkoba sama bahayanya dengan korupsi.

"Narkoba itu sama bahayanya dengan korupsi, keduanya kejahatan luar biasa. Kalau korupsi merugikan jalannya pemerintahan, narkoba merugikan masa depan," ujar Ali Masykur, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014