Di mana pun kamu berada, MH370, kami selalu berdoa agar kamu kembali"
Jakarta (ANTARA News) - Dr Nur Nadia Abd Rahim, putri dari seorang pilot Malaysia Airlines kapten Abd Rahim Harun, menulis sebuah surat terbuka kepada ayahnya, yang lalu dimuat oleh laman harian Malaysia, New Straits Times.

Pada awal suratnya yang dia juduli "The flying driver" (sopir terbang) ini, Nur Nadia mengungkapkan kebanggannya kepada sang ayah.

"Saya bangga pada apa yang dia kerjakan, kendati dia tak berada pada hampir separuh hidup saya," tulis Nur Nadia.

Dia menyebut ayahnya "sopir" saat teman-temannya menanyakan apa pekerjaan ayahnya, dan dia menilai bahwa keluarga mereka menjalani hidup secara normal seperti kebanyakan orang.

"Saya adalah bagian dari keluarga Malaysia Airlines. Saya telah terbang bersama mereka sejak saya masih bayi. Perjalanan pertama saya bersama ayah saya, (yang merupakan) pilot favorit saya, adalah Kota Kinabalu," kata Nur Nadia.
 
Dia mengungkapkan ayahnya bekerja untuk Malaysia Airlines sejak selesai pendidikan terakhirnya. "Sering kami memintanya bekerja di maskapai lain namun dia menolak karena dia ingin dekat dengan keluarganya."

Meski ayahnya jarang bersamanya, Nur Nadia tetap bangga pada ayahnya yang dia nilai sangat bertanggungjawab, tidak hanya pada keluarganya, tapi juga kepada nyawa-nyawa yang telah dia terbangkan.

"Setiap kali dia pergi bekerja, dia akan bertanggung jawab bagi ratusan nyawa, dia akan bertanggungjawab untuk menautkan keluarga-keluarga, dia akan bertanggungjawab dalam membantu pengusaha menuntaskan kontrak bisnisnya, dia akan bertanggungjawab untuk mewujudkan impian para penumpang".

"Saya ingat suatu ketika seorang penumpang sangat tua yang berkursi roda menanti Ayah demi menemuinya secara pribadi setelah penerbangan London-Kuala Lumpur, dia mengacungkan jempolnya kepada Ayah, 'Anda kaptennya? Pendaratan yang sangat mulus. Terima kasih!"

Nur Nadia amat bangga mendengarnya, namun jauh di lubuk hati dan keluarganya, mereka selalu mengkhawatirkan sang ayah suatu waktu tidak kembali ke rumah untuk selama-lamanya.

"Kami menerima itu sebagai bagian dari hidup kami. Dia telah melewati pelatihan ketat yang membawanya ke tempat dia kini berada. Kesehatannya diperiksa setiap tahun untuk memastikan dia bugar untuk terbang. Manual-manual penerbangannya sama tebalnya dengan buku-buku ilmu kedokteran saya," kata dia.
 
Nur Nadia menilai awak kabin telah mengorbankan banyak hal demi memastikan dunia terhubungkan. "Marilah kita beri keluarga-keluarga yang terkena penerbangan MH370 dukungan kita, doa kita dan privasi," katanya.
 
"Sebelum Anda menghakimi, menuduh, atau bahkan menyebarkan teori-teori dan spekulasi-spekulasi, ingatlah bahwa Anda tidak hanya menyakiti para keluarga awak kabin yang hilang, namun Anda juga melukai perasaan kami sebagai keluarga besar MAS".
 
"Di mana pun kamu berada, MH370, kami selalu berdoa agar kamu kembali," tutup Nur Nadia.

sumber: new straits times


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014