Tallinn (ANTARA News) - Prancis menangguhkan sebagian besar kerja sama militer dengan Rusia, kata menteri pertahanan negara itu, dan mempertimbangkan menolak penjualan dua kapal perang Mistral kepada Moskow.

Paris menangguhkan sebagian besar kerja sama militernya dengan Rusia setelah Moskow mengambil alih Krimea, kata Menteri Pertahaan Jean-Yves Le Drian di ibukota Estonia, Tallinn.

Kontak kepala staf Prancis dengan Rusia putus dan pelatihan militer gabungan Inggris, Pancis dan Rusia juga dibatalkan, kata Le Drian seperti dikutip AFP.

Prancis akan mengirim empat jet tempur ke negara Baltik untuk membantu patroli udara NATO di wilayah itu seandainya aliansi militer itu meminta mereka, tambahnya.

Tetapi sejauh ini Paris menolak tekanan untuk menangguhkan perjanjian penjualan kapal perang Mistral dengan Moskow.

NATO telah menjamin patroli udara di Baltik sejak mereka bergabung dalam aliansi itu tahun 2004.

Selain pesawat tempur Rafale dan Mirage 2000, Paris juga menawari  pesawat AWACS dari Prancis dua kali sepekan, jika diminta NATO, kata satu sumber yang dekat dengan Le Drian, Jumat.

NATO telah menggelar AWAC untuk berpatroli di Polandia dan Romania sebagai bagian dari usaha-usahanya untuk memantau krisis Ukraina.

Lithuania mengatakan Jumat bahwa Denmark juga menawarkan pesawat tempur tambahan untuk memperkuat misi  NATO.

(H-RN/B002)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014