Buku ini sangat penting dibaca oleh generasi muda muslim Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Generasi muda dianggap tengah mengalami krisis kebhinnekaan dan nasionalisme dalam kehidupan bernegara, yang ditandai dengan menguatnya radikalisme dan sektarianisme di kalangan muda.

"Nilai nasionalisme meluntur di generasi muda. Hal itu ditambah pula dengan semakin menguatnya radikalisme dam sektarianisme di kalangan mereka," kata Direktur Program MAARIF Institute Muhammad Abdullah Darraz dalam peluncuran buku "24 Minggu Menjadi Teladan Bangsa", di Jakarta, Selasa.

Untuk menjawab problematika di kalangan muda itu, MAARIF Institute melakukan inisiatif untuk meluncurkan buku berjudul "24 Minggu Menjadi Teladan Bangsa", yang dapat memberikan panduan bagi generasi muda cara menjadi teladan bangsa dalam enam bulan.

"Buku ini berisi 12 nilai, tidak hanya berisi narasi, informasi atau wawasan mengenai kedua belas nilai tersebut, namun lebih jauh menghadirkan sosok tokoh-tokoh teladan bangsa yang dipandang berhasil mengimplementasikan nilai-nilai tersebut," kata Darraz.

Menurut dia ke-12 nilai itu dapat menjadi panduan untuk diimplementasikan dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah, terutama ekstrakulikuler rohis.

Darraz menjelaskan buku tersebut memadukan nilai-nilai keislaman yang moderat, toleran dan cinta damai dengan karakter kebangsaan yang mengakar dari semangat menghargai perbedaan (kebhinnekaan).

Direktur Sekolah Pasca-Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Azyumardi Azra menilai buku tersebut mampu menghadirkan 12 nilai keislaman dan kebangsaan secara ringan dengan dibubuhi panduan praktis mengimplementasikan nilai-nilai itu dalam kehidupan sehari-hari.

"Buku ini sangat sesuai untuk dikonsumsi pembaca dari kalangan pelajar," ujar Azyumardi Azra dalam acara peluncuran buku tersebut.

Azyumardi menyatakan buku ini membantu penerapan nilai-nilai semangat kebangsaan.

"Kebangsaan merupakan hal yang tidak pernah selesai, sehingga harus terus ditanamkan. Jangan pernah berpikir proses menjadi Indonesia sudah selesai seperti menghirup udara pagi yang segar tanpa berpikir panjang lagi," kata dia.

Sementara pendiri MAARIF Institute Ahmad Syafii Maarif menyatakan buku ini berhasil memadukan pesan universal Islam dan kemanusiaan seperti empati, kepedulian, toleransi dan cinta tanah air dalam konteks semangat ke-Indonesiaan yang diteladankan dalam praktik oleh para pendiri bangsa. Bagi Ahmad Syafii Maarif, buku yang ditulis secara ringan ini dapat dipahami dengan satu tarikan nafas.

"Buku ini sangat penting dibaca oleh generasi muda muslim Indonesia," kata Ahmad Syafii Maarif.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014