Pekanbaru (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup meningkatkan kapasitas Masyarakat Peduli Api (MPA) untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang biasa terjadi saat musim kemarau.

"Kita siapkan mereka dan jumlahnya juga harus diperbanyak," kata Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya di Pekanbaru, Selasa.

Penguatan kapasitas Masyarakat Peduli Api di daerah-daerah rawan kebakaran dilakukan agar mereka bisa aktif terlibat dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hulan dan lahan melalui kegiatan seperti patroli dan pemadaman dini.

Seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup, kebakaran hutan dan lahan cenderung selalu berulang setiap tahun dan puncaknya biasa terjadi dua kali yakni pada Maret-April (periode I) dan Juli-Agustus (periode II).

Berdasarkan prediksi Fire Danger Rating System (FDRS) dan informasi tentang penurunan curah hujan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kebakaran lahan dan hutan berpotensi terjadi di delapan provinsi rawan yakni Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Kebakaran tersebut berpeluang menyebar dan berlangsung dalam periode yang lebih panjang dipicu oleh fenomena El Nino sedang.

Saat memberikan arahan pada lokakarya tentang pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Jakarta 17 April lalu, Menteri Lingkungan Hidup menyebut tiga hal yang penting dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan yaitu sistem peringatan dini yang lain, pelibatan masyarakat dalam penanganan kebakaran serta penegakan hukum.


Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014