Jam malam dinyatakan akan membawa situasi di bawah kontrol.
Kolombo (ANTARA News) - Polisi Sri Lanka memperpanjang jam malam di luar resor pantai, Minggu, saat kelompok Muslim garis keras dan Budha bentrok dan memicu kerusuhan yang memperbaharui ketegangan agama di negeri ini.

Polisi mengatakan mereka menembakkan gas air mata dan memperpanjang jam malam untuk Beruwala, satu daerah mayoritas Muslim, setelah kekerasan pecah sebelumnya di kota tetangga Alutgama, 60 kilometer (37 mil) selatan Ibu Kota Kolombo.

"Beberapa toko milik warga Muslim dibakar dan rumah (mereka) diserang," kata seorang penduduk di Beruwala kepada AFP melalui telepon.

Kedua kelompok saling menyerang dengan batu, ini merupakan terbaru dalam serangkaian bentrokan antar-agama yang menghantam pulau itu.

Seorang juru bicara polisi mengatakan, masalah dimulai ketika satu kelompok yang dipimpin oleh para biksu Budha mencoba untuk berpawai di wilayah di mana ada konsentrasi Muslim, yang merupakan minoritas di negara mayoritas beragama Buddha itu.

"Jam malam dinyatakan akan membawa situasi di bawah kontrol," kata petugas polisi di daerah kepada wartawan. "Jam malam diperpanjang ke daerah-daerah tetangganya untuk mencegah eskalasi bentrokan. "

Tidak ada laporan mengenai penangkapan.

Banyak aktivis dari kedua pihak serta pengamat terluka selama bentrokan malam, menurut saksi yang juga melaporkan melihat beberapa kendaraan dihantam.

Kerusuhan terbaru itu terjadi sepekan setelah legislator Muslim meminta Presiden Mahinda Rajapakse untuk melindungi komunitas minoritas mereka dari "unsur ekstrimis Budha" yang disalahkan untuk membanjiri serangan kebencian.

Muslim membentuk sekitar 10 persen dari 20 juta penduduk Sri Lanka.

Kelompok Buddhis nasionalis pada gilirannya menuduh agama minoritas memegang pengaruh politik dan ekonomi yang tidak semestinya di pulau itu.

Video yang diposting di YouTube menunjukkan massa yang dipimpin oleh para biksu Budha melemparkan batu dan menghancurkan gereja-gereja Kristen di selatan Sri Lanka pada Januari tahun ini dan menyerang masjid, sementara polisi hanya melihat saja.

Biksu senior Buddha juga telah tertangkap video kekerasan ketika mengancam terhadap rekan-rekan mereka yang moderat yang mendukung toleransi.

Rajapakse, yang merupakan penganut Buddha, memperingatkan para biksu Januari tahun lalu bahwa pihaknya bukan menghasut kekerasan agama.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014