Kabul (ANTARA News) - Dua orang wartawan Jerman yang diidentifikasi Karen Fischer, 30, dan Christian Struwe, 38, tewas dibunuh di wilyah Afhganistan utara Sabtu, demikian dilaporkan oleh Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF). Kedua wartawan Jerman tersebut dikatakan telah memiliki banyak pengalaman bekerja di Afghanistan dan merupakan wartawan Jerman pertama yang tewas dibunuh di negri itu sejak Amerika Serikat menggulingkan pemerintahan Taliban pada tahun 2001. Kematian keduanya terjadi tepat jatuh pada peringatann tahun kelima perang Afghanistan yang dimulai 7 Oktober. Menurut juru bicara ISAF, Dominic White keduanya wartawan Jerman tersebut, seorang pria dan seorang lainnya wanita selama bekerja yang memiliki kaitan dengan ISAF hingga Rabu lalu pada saat mereka bepergian untuk kepentingan dan keinginan mereka sendiri. Departemen Dalam Negri Afghanistan di Kabul mengatakan keduanya bekerja untuk stasiun televisi Deutsche Welle. Menurut laporan pemeriksaan kedua wartawan stasiun televisi tersebut ditembak pada pukul 1:30 dini hari waktu setempat. Juru bicara Departemen Dalam Negri di Kabul juga mengatakan keduanya sedang dalam perjalanan dari wilayah utara provinsi Baghlan menuju ke provinsi tetangga Bamyan dan berkemah dekat desa Abi Tootak. Juru bicara Taliban Kari Yussuf Ahmadi menyangkal kelompoknya adalah pihak yang bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa kedua wartawa Jerman tersebut . "Para pejuang kami tak mungkin menyerang dan menembak wartawan," katanya kepada kantor berita Jerman Deutsche Presse-Agentur, DPA. Sejauh ini masih belum jelas siapa yang membunuh keduanya dan mengapa. Keduanya dikatakan sedang bekerja dalam pembuatan dokumenter yang berlokasi di Bamyan setelah melakukan sejumlah pengambilan dan pembuatan dokumenter dengan pihak ISAF yang telah mengingatkan akan tingginya risiko yang mereka hadapi dalam perjalanan tugas mereka kali itu. Provinsi Bamyan adalah provinsi dimana terletak patung Budha yang dirusakkan oleh Taliban pada Maret 2001. Kepala polisi Bamyan, Jendral Mohammad Jalal Hashimi mengatakan keduanya bepergian tanpa adanya pengawal, pemandu ataupun supir, dan mereka dikatakan lalai melaporkan perjalanan mereka kepada aparat keamanan setempat, polisi di Baghlan . Menurut Hashimi keduanya tewas setelah mengalami beberapa kali ditembak dan motif dibalik peritiwa bukanlah perampokan karena harta benda berharga seperti kamera dan peralatan lainnya berikut kendaraan yang mereka tumpangi masih utuh tanpa ada yang rusak ataupun hilang. Keduanya memasang tenda di wilayah yang berjarak 12 meter dari jalan raya Bamyan, demikian Hashimi menambahkan keterangan. Provinsi Bamyan adalah wilayah yang tenang , namun mereka yang bergerak dibidang keamanan mengatakan wilayah dekat keduanya berkemah desa Abi Tootak walaupun tenang namun cukup bermasalah. Sementara itu Departemen Pertahanan Jerman di Berlin mengatakan kedua wartawan yang bertugas di Afghanistan itu tidak berada didalam perlindungan pihaknya saat mereka melakukan perjalanan terakhir sebelum diserang dan menemui ajalnya. Dalam pernyataan Sabtu, Menteri Luar Negri Frank Walter Steinmeier mengatakan "Perbuatan yang mengerikan itu harus diselidiki secara tuntas dan mereka yang menjadi pelakunya harus dibawa kepengadilan." "Apa yang telah menimpa dua orang rekan senegara kami telah mengingatkan kami kepada tugas untuk terus mendukung pemerintah Afghanistan dalam segala upayanya menciptakan keamanan dan menegakkan hukum." Tentara NATO tewas Sementara itu, seorang tentara yang tergabung dalam pasukan NATO juga tewas dibunuh dalam serangan di wilayah selatan pada hari Sabtu, demikian pihak NATO melaporkan. Menurut keterangan pihak ISAF tentara itu tewas akibat ledakan bom dan tembakan dari senjata api di Panjwayi, wilayah yang berjarak 20 km sebelah barat kota Kandahar, pada Sabtu pagi. Kebangsaan tentara NATO tersebut tidak dijelaskan walaupun ada sekitar 2 ribuan tentara Kanada dan ditempatkan di Kandahar sebagai kontingen terbesar yang ikut bagian dalam ISAF di provinsi itu. Afghanistan menghadapi gelombang serangan yang disertai dengan ledakan bom yang sebagian dilakukan pelaku bom bunuh diri sejak awal tahun ini setelah NATO mengambil alih komando Pasukan Bantuan Keamanan Di Afghanistan. Panjwayi adalah wilayah basis kelompok Taliban dimana NATO menyelesaikan dua misi operasi pada pertengahan Septemebr lalu, dan NATO mengatakan telah berhasil menewaskan 500 orang pejuang Taliban. Sekitar 500 tentara asing telah meninggal selama melakukan misi penjagaan keamanan dan lebih dari 165 orang meninggal pada tahun 2006 sat jumlah yang jauh lebih banyak dibandingkan dari tahun-tahun sebelumnya. Wartawan internasional umumnya tidak dijadikan sasaran serangan, wartawan Jerman yang terakhir tewas saat bekerja di Afghanistan bekerja untuk majalah "Stern". Ia meninggal pada saat terjadi adu senjata pada November 2001 sebelum pemerintahan Taliban digulingkan Amerika Serikat. Sejak saat itu tak ada satupun wartawan Jerman yang tewas saat bertugas di negri tetangga Pakistan itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006