Banjarmasin (ANTARA News) - Gubenur Kalimantan Selatan Drs. Rudy Ariffin mengakui upaya pemadaman kebakaran hutan, semak belukar dan padang ilalang di wilayah ini akan terus diupayakan melalui berbagai upaya termasuk hujan buatan. Pernyataan Gubernur Kalsel, Drs.Rudy Ariffin ini dikemukan menjawab pertanyaan ANTARA di Banjarmasin, Senin dan menyebutkan pesawat hercules kembali akan melakukan hujan buatan di wilayah ini. Sebelumnya hujan buatan oleh pesawat hercules sudah dilakukan di Kalsel, tetapi upaya tersebut gagal membuahkan hujan sehingga kebakaran hutan dan semak belkar terus meluas dan sekarang sudah 5.351 buah titik api. Menurut Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana Panggulangan Bencana (Satkorlak PB) Kalsel, Drs.Hadi Soesilo kepada pers menyatakan kegagalan hujan buatan di Kalsel itu lantaran kemarau sangat kering dimana tak tersedianya awan yang cukup untuk pembuatan hujan buatan. "Kurangnya awan di udara Kalsel diperkirakan terjadinya badai di China sehingga kosentrasi awan berada di sana, sehingga awan di udara wilayah ini kosong," ucapnya. Menurut Gubernur Kalsel, terus berupaya memadamkan api selain pembuatan hujan juga melakukan pemadaman melalui tim-tim yang ada selain melalui satkorlab PB dan Satuan Pelaksana (Satlak) bencana di kabupaten/kota juga menerjunkan tim manggala agni. Namun karena peralatan tim penanggulangan yang di Kalsel tidak memadai makanya pemadaman kebakaran tetap sulit dilakukan. Pihak Pemprov Kalsel sudah melaporkan kondisi Kalsel itu ke Basarnas di Jakarta yang dipimpin wakil residen Yusuf Kalla dan diharapkan adanya bantuan peralatan untuk pemadaman api lahan hutan dan semak belukar yang terbakar. Peralatan mobil kebakaran yang dimiliki Kalsel hanya sebatas mobil kebakaran kebanyakan, yakni hanya mampu beroperasi di pinggir-pinggir jalan saja tidak mampu masuk ke dalam hutan, makanya yang diperlukan sekarang dari bantuan pemeintah pusat adalah peralatan yang mampu menjankau lokasi kebakaran yang berada di dalam hutan. Diakui, mobil kebakaran serta peralatan pemadaman tidak murah dan sangat mahal dan mungkin astu unit mobil dan peralatan yang canggih seperti yang diperlukan itu bisa mencapai Rp20 miliar. Oleh karena itu bila pemerintah pusat menyediakan dana Rp100 miliar dalam paya pemadaman kebakaran hutan tersebut dirasa nilainya relatif masih terlalu kecil dibandingkan dengan keperluan yang dibutuhkan, kata Gubernur Rudy Ariffin.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006