Jenewa (ANTARA News) - Sejumlah 230.000 orang meninggalkan rumah mereka dalam konflik senjata di Ukraina timur, kata badan PBB urusan pengungsi (UNHCR), Jumat.

Juru bicara UNHCR Dan McNorton mengemukakan kepada wartawan bahwa jumlah yang meninggalkan wilayah genting Ukraina mencapai 100.000 orang, sementara sekitar 130.000 orang memasuki Rusia.

"Mereka terutama dari daerah-daerah Lugansk dan Donetsk. Jumpah itu meningkat dalam pekan-pekan belakangan ini," kata McNorton.

Jumlah itu tercatat pada 18 Juli adalah paling baru, katanya.

Pasukan Ukraina telah menggempur kelomok separatis pro-Rusia di dua wiayah timur selama beberapa bulan, dengan kedua pihak menghadapi tuduhan-tuduhan tidak mencegah para warga sipil berada di garis perang.

"Ada berbagai kecemasan keamanan dan sejumlah alasan bagi warga untuk memutuskan meninggalkan rumah-rumah memreka," kata McNorton.

Khawatir terperangkap baku tembak telah menjadi alasan utama, katanya.

Jumlah orang yang melarikan diri dari pertempuran etap masih tetap di daerah Ukraina dua kali lipat dari 54.000 orang yang diumumkan UNHCR akhir Juni.

Jumlah pengungsi di Rusia tercatat 110.000 orang.

Pernyataan-pernyataan bahwa penduduk berbahasa Rusia di Ukraina berada dalam ancaman yang sering dituduh oleh pemberontak dan dan Moskow walaupun hak asasi manusia PBB memiliki bukti mengatakan ada sedikit bukti bagi kekhawatiran seperti itu.

Mereka yang melarikan diri yang masih di Ukraina termasuk setidaknya 12.000 warga Tatar yang Muslim dari semenanjung Krimea di selatan.

Tindakan itu terjadi setelah pemberontak berbahasa Rusia bangkit setelah tersingkirnya presiden Viktor Yanukoyvch yang pro-Moskow oleh kelompok-kelompok pro-Barat dan nasionalis.Ia terpaksa mundur setelah berbulan-bulan protes setelah keputusannya tidak mau mendatangani satu perjanjian memperkuat hubungan negara bekas repubik Sovyet itu dengan Uni Eropa.

Sebaliknya ia kembali mendekat Moskow bagi bantuan ekonomi, yang memicu pemberontakan di kamp pro-Barat.

Dalam hanya tiga bulan konflik Ukraina di wilayah timur mengklaim lebih dari 1.000 orang tewas.

Jumlah korban itu termasuk 298 orang di pesawat maskapai penerbangan Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh di Ukraina timur pekan lalu, demikian AFP.

(H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014