Los Angeles (ANTARA News) - "Borat", film dokumenter penuh olok-olok tentang seorang reporter Kazakhstan yang kurang wawasan dan selalu membuat "panas" kuping kemana pun pergi dalam perjalanannya ke seluruh AS, mengejutkan para pengamat dengan menduduki puncak box office AS dan Kanada pada akhir pekan lalu, angka kalangan industri film memperlihatkan Minggu. Film satir menusuk tersebut, yang berjudul "Borat: Cultural Learning of America for Make Benefit Glorious Nation of Kazakhstan," membukukan pemasukan dari penjualan tiket senilai 26,4 juta dolar dalam debutnya berkat publisitas yang luas dari Internet, kata pelacak box office, Exhibitor Relations, sambil menyebutkan angka sementaranya, seperti dilansir AFP dan DPA. Komedian Inggris, Shasha Baron Cohen, memerankan tokoh reporter Kazakhstan bernama Borat, seorang pria seksi, berkumis tebal dan takut dengan orang Yahudi. Sekalipun "Borat" mendapatkan sambutan hangat dari para kritikus film, pemerintah Kazakhstan malah kurang bersemangat menyambut keberhasilan film tersebut dan Liga Anti-Pencemaran Nama Baik menyampaikan kekuatiran "Borat" yang anti-Yahudi boleh jadi tak akan ditafsirkan sebagai film satir. "Borat" ternyata lebih populer ketimbang film komedi berbiaya besar "The Santa Clause 3 : The Escape Clause", kata Exhibitor Relations yang berkedudukan di California. Dibintangi Tim Allen sebagai Santa dan Martin Short sebagai penjahat Jack Frost, film itu memulai tayang perdananya di tempat kedua dengan penghasilan 20 juta dolar. Komedi animasi "Flushed Away berada di posisi ketiga dengan 19,1 juta dolar. Film horor berdarah "Saw III" yang menduduki posisi puncak pada akhir pekan lalu merosot ke urutan keempat dengan hanya mampu meraih 15,5 juta dolar. "Borat" juga mengantongi penghasilan sekitar 17,8 juta dolar di luar AS dan berada di puncak box office paling tidak di enam negara, antara lain di Inggris dan Jerman. Studio 20th Century Fox memperkirakan peningkatan yang besar jumlah bioskop yang menayangkan film itu pada akhir pekan keduanya. Padahal sebelumnya studio tersebut sempat merasa cemas dan memutuskan menurunkan jumlah bioskop yang memutar film itu, menyusul hasil survei yang memperlihatkan kurangnya informasi yang diperoleh para calon penonton tentang film itu. (*)

Copyright © ANTARA 2006