Denpasar (ANTARA News) - Menlu Hassan Wirajuda, Rabu, akan membuka lokakarya yang membahas mengenai perdagangan manusia, diikuti oleh 125 peserta dari 41 negara di kawasan Asia Pasifik. Direktur Informasi dan Media Deplu, Lutfi Rauf, dalam undangan yang disampaikan ke ANTARA, Rabu, menyebutkan lokakarya akan berlangsung 8-9 November 2006, diikuti oleh 25 peserta nasional yang peduli dengan perdagangan manusia. Lokakarya yang akan berlangsung di salah satu hotel di kawasan Jimbaran, Bali, itu dinilai penting dan strategis mengingat saat ini lalulintas perdagangan manusia sudah cukup memprihatinkan. Sehari sebelumnya (7/11), ditempat sama, Menteri Pemberdayaan Wanita Dr Meutia Farida Hatta Swasono mengatakan perdagangan bayi ilegal dari Indonesia ke negara tetangga antara Malaysia dan Singapura hingga kini tidak kurang dari 880 orang. "Penjualan yang dilakukan oleh sebuah organisasi itu memiliki jaringan yang sangat rapi dengan memanfaatkan semua celah yang ada, baik lewat transportasi udara maupun laut," kata Menteri Meutia Farida. Menurutnya, kita harus lawan semua itu, meskipun menghadapinya tidaklah mudah, karena orang kita sendiri ada yang menjual bayinya. Bayi yang diperdagangkan secara ilegal jika sampai ketahuan oleh petugas patroli di negara tujuan, tidak ragu-ragu jaringan yang berakses internasional itu membuang bayinya di tengah laut. Perbuatan tersebut adalah kejahatan dan melanggar hak asasi manusia (HAM). Namun setelah bayi tersebut lolos langsung dijual kepada pembeli. Hal yang sangat memprihatinkan, menurut Meutia, seperti yang terjadi di belahan bumi lainnya, bayi-bayi itu setelah dibesarkan organ tubuhnya diambil yang dijual dengan harga mahal bagi mereka yang membutuhkan. "Kekhawatiran lainnya mereka dibesarkan untuk jadi teroris, karena dari awal dirancang tidak mendapat kasih saya. Kita belum merasakan hal itu, namun kondisi seperti itu sudah terjadi di belahan dunia lainnya," kata Menteri Meutia Farida. (*)

Copyright © ANTARA 2006