Solo (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Wiranto menyatakan bahwa Hanura didirikan pada 2006 dengan tujuan untuk melakukan revolusi mental saat kondisi perkembangan demokrasi cepat dan dinamis.

"Sejarah itu, mengalami perubahan yang sangat signifikan dalam kehidupan masyarakat terutama di wilayah politik dan pemerintahan," kata Wiranto disela acara pembukaan Munas II Hanura, di Diamond Convention Center, Kota Solo, Jumat malam.

Menurut Wiranto dengan demokrasi yang berlebihan terjadi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) tumbuh berkembang subur di Indonesia. Mereka mencari keuntungan sesaat dan tidak lagi mempedulikan kemajuan bangsa ini.

Oleh karena itu, Partai Hanura yang artinya kejururan dan tidak bisa berbohong tersebut, kata dia, memiliki semangat dengan munculnya gerakan moral untuk meluruskan kembali jalannya demokrasi Indonesia.

"Gerakan moral menuju kebenaran mengubah perilaku para tokoh nasional dan pemimpin untuk masa depan Bangsa. Hati nurani merupakan sumber kemuliaan, hal ini yang menjadi pedoman kerja Partai Hanura," katanya.

Menurut Wiranto dengan cara tersebut Partai Hanura berharap dapat mewarnai dan memberikan sumbangan yang berharga bagi kehidupan berpolitik nasional yang bermartabat Bangsa Indonesia.

Wiranto menjelaskan, untuk menjadi Indonesia mencapai negara yang maju bahwa koalisi yang benar yakni koalisi merah putih menuju Indonesia hebat. Partai Hanura belum menjadi partai yang besar tetapi memiliki cita-cita yang besar.

Meskipun, Partai Hanura harus melawan arus dalam mencapai cita citanya, perlahan tetapi pasti untuk menerobos berbagai kesulitan untuk pembangunan bangsa.

Menurut dia, Hanura dalam mengikuti Pemilu sudah sebanyak dua kali ini, pada 2009 mampu menjadikan kadernya sebanyak 934 orang yang menduduki kursi DPR RI dan DPRD, sedangkan 2014 meningkat menjadi 1.278 orang baik di DPR RI maupun DPRD.

Bahkan, sejumlah kader dari Hanura dipercaya masuk dalam jajaran Kabinet Kerja di pemerintahan Presiden Joko Widodo Jusuf Kalla.

Munas II Hanura di Solo dihadiri sekitar 8.000-an peserta dari 34 perwakilan DPD dan 503 perwakilan DPC dan pemantau dari seluruh Indonesia.

Acara Munas II Hanura dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri sejumlah tokoh partai politik antara lain Ketua Umum PDIP Megawati, Ketua Umum NasDem Surya Paloh, Presiden PKS Anis Matta, politisi Partai Golkar, Akbar Tanjung, Agung Laksono, Nurdin Halid, Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Sutiyoso, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua PPP versi Muktamar Surabaya M Romahurmuziy.

Selain itu, tamu undangan yang hadir lainnya, yakni anggota Tim sembilan, Jimly Assidiqie, Ketua Muhammadiyah Din Syamsudin, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK ) Puan Maharani, Menteri Penertiban Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Yudy Crisnandy, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015