Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 30 hingga 40 persen pendapatan yang diterima pelaku jasa distribusi atau layanan pengiriman cepat barang berasal dari semaraknya bisnis daring (dalam jaringan/online) yang berkembang pesat dalam lima tahun terakhir.

"Sekitar 30 sampai 40 persen kontribusi pendapatan (perusahaan pengiriman) dari bisnis online. Itulah mengapa bisnis kurir memandang penting media sosial terutama bisnis online shop," kata Nofrisel Direktur Teknik dan Pengembangan PT Bhanda Ghara Reksa dalam peluncuran unit usaha BGR Ekpress di Jakarta, Selasa.

Nofrisel menjelaskan, dalam lima tahun terakhir perkembangan bisnis daring sangat pesat sehingga tidak akan mampu ditangani oleh satu atau dua perusahaan pengiriman cepat dengan nama besar.

"Pertumbuhan online shop mencapai 150 sampai 200 persen per tahun sehingga tidak mampu ditangani satu perusahaan besar saja," kata Nofrisel.

Nofrisel berpendapat perusahaan pengiriman cepat dengan nama besar hanya menguasai tidak lebih dari 20 persen pangsa pasar secara keseluruhan.

"Dalam bisnis ini (kurir atau pengiriman cepat) tidak ada yang mendominasi, tidak ada market leader. Perusahaan dengan nama besar, saya kira hanya menguasai 15-17 persen pasar," jelas Nofrisel.

Selain itu bisnis daring yang mempertemukan antara perorangan membuat perputaran uang di perusahaan distribusi lebih cepat.

"Beda dengan pengiriman antar perusahaan atau pabrik ke pabrik yang bayar belakangan, individu yang kirim barang untuk bisnis onlinenya akan bayar di muka sehingga perputaran uang itu membantu perusahaan," cetus Nofrisel.

Namun dibalik peluang besar yang ditawarkan dari kemajuan bisnis daring tersebut, Nofrisel menyebutkan hambatan usaha distribusi di Indonesia asalah infrastruktur dan jaringan di wilayah timur Indonesia, regulasi, kemajuan teknologi yang pesat dan perubahan harga bahan bakar minyak (BBM).

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015