Kita melihat ada beberapa keunggulan selain mencegah kebocoran, bank soal juga dapat dibuat lebih bervariasi, tapi untuk melaksanakan butuh infrastruktur,"
Padang (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Sohibul Iman menyampaikan pelaksanaan ujian nasional dengan sistem computer based test (CBT( atau berbasis komputer memiliki kelebihan diantaranya meminimalkan terjadinya kebocoran soal.

"Kita melihat ada beberapa keunggulan selain mencegah kebocoran, bank soal juga dapat dibuat lebih bervariasi, tapi untuk melaksanakan butuh infrastruktur," kata dia di Padang, Selasa.

Ia menyampaikan hal itu, saat melakukan peninjauan pelaksanaan ujian nasional di Padang, bersama delapan anggota Komisi X lainnya, didampingi Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Syamsulrizal, Wakil Gubernur Sumbar Muslim Kasim, Wali Kota Padang Mahyeldi dan Kepala Dinas Pendidikan Padang Habibul Fuadi.

Menurut dia, ujian berbasis komputer juga lebih baik dari segi pelaksanaan, misalnya saat siswa hendak ke toilet dapat dilakukan "pause" sehingga waktu ujian tidak dihitung.

Namun, karena sarana terbatas, pada tahun ini ujian berbasis komputer masih uji coba, Komisi X telah meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk tidak mewajibkan dulu, lanjutnya.

"Hingga tahun depan jangan diwajibkan dulu, beri kesempatan kepada sekolah yang mengusulkan telah siap dan dinilai oleh tim teknis apakah benar-benar sudah siap melaksanakan," ucap dia.

Ke depan, pemerintah menginginkan pelaksanaan ujian nasional semuanya dilakukan berbasis komputer namun setelah semua sarana pendukung siap, lanjut dia.

Ia mengatakan Komisi X dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah membahas masalah ini misalnya penyediaan komputer di tingkat kecamatan .

Jadi komputer yang disediakan tidak harus di sekolah dan siswa dapat bergantian mengikutinya serta waktu yang disediakan tidak hanya dibatasi tiga hari, lanjutnya.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Syamsulrizal mengatakan ujian berbasis komputer merupakan upaya mempersiapkan siswa lebih menguasai teknologi informasi.

Ia mengakui kesiapan untuk penyediaan komputer di Sumbar masih kurang dan kepada kepala daerah diminta melakukan pemetaan untuk memenuhi sarana komputer.

"UN online satu komputer untuk tiga anak, kalau siswa ada 300 berarti butuh 100 unit," ucap dia.

Ia menambahkan , pada tahun ini sekolah yang melaksanakan UN berbasis komputer di Sumbar hanya satu yaitu SMP Negeri 2 Padang Panjang, selebihnya belum ada karena komputer kurang.

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015