Bandung (ANTARA News) - Sejumlah delegasi asing antusias mengikuti pemecahan rekor 20.000 orang memainkan angklung secara serentak pada peringatan ke-60 Konferensi Asia Afrika (KAA) di Stadion Siliwangi Kota Bandung, Kamis.

"Saya sangat mengapresiasi acara yang diselenggarakan pada hari ini. Ini acara yang bagus dan meriah," kata salah seorang delegasi asal Bangladesh, Saeed Hasan.

Menurut dia, bentuk Angklung yang unik dan mampu menghasilkan suara yang bagus membuatnya jatuh cinta dengan alat kesenian asal Jawa Barat tersebut.

Angklung merupakan alat musik bernada ganda yang berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa. Alat musik ini terbuat dari bambu yang dimainkan dengan cara digoyang sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar.

"Ini kali pertama saya melihat dan memainkan alat musik yang bernama Angklung. Saya sangat senang memainkan instrumen musik tradisional ini," kata pria yang berprofesi sebagai musisi itu.

Meski baru pertama kali melihat angklung dan belum terlalu mengerti bagaimana cara memainkannya, Saeed tetap antusias mengikuti acara itu hingga selesai.

"Saya terkesan dengan Indonesia karena negara ini memiliki beragam budaya dan destinasi wisata yang indah," katanya.

Acara bertajuk Angklung World of The Record 2015 itu berhasil masuk dan tercatat di dalam buku Museum Rekor Indonesia (Muri). Sedangkan hasil dari keputusan pihak Guinnes Book of Record tidak diumumkan saat itu juga lantaran hasil penilaian itu harus dibawa terlebih dahulu ke Inggris.

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015