... dananya besar sekali. Kalau masih pakai uang pemerintah, mendingan pemerintah saja yang bangun...
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Bambang Prihartono, mengatakan, pendanaan proyek kereta api cepat harus sepenuhnya dari swasta.

"Kebutuhan dananya besar sekali. Kalau masih pakai uang pemerintah, mendingan pemerintah saja yang bangun," kata dia, di Jakarta, Jumat.

Beberapa negara memiliki teknologi tinggi kereta api cepat ini, di antaranya magnetic-levetation dari Jerman, TGV di Prancis, dan Shinkansen di Jepang. Kecepatan maksimal bisa hampir 400 kilometer perjam sehingga memerlukan infrastruktur yang sesuai standar teknologi tinggi ini. 

Jakarta-Bandung akan bisa ditempuh cuma 30-an menit, Jakarta-Surabaya sekitar 2 hingga tiga jam saja. Alternatif menarik dari sistem transportasi udara yang padat. 

Semisal magnetic-levetation yang membuat "roda" kereta api mengambang dari permukaan rel. Medan magnet yang sifatnya tolak-menolak namun dikendalikan ini membuat gesekan material logam "roda" dan rel menjadi nihil dan ini menyumbang sangat pokok pada pergerakan cepat kereta. 

Proyek kereta api cepattidak tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Dengan begitu, pendanaan dan pelaksanaan proyeknya memang mengandalkan pihak swasta, namun tetap diawasi pemerintah.

Tentang ini, baru Jepang melalui JICA-nya yang sudah memulai studi kelayakan tahap pertama sementara kompetitor terdekat, China, batu akan memulai.

"Lebih kurang kemungkinan studinya sama," ujar dia.

Pewarta: Indra Pribadi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015