Kami yakin, masih ada beberapa kalangan yang menganggap penyampaian ucapan selamat Lebaran sekaligus untuk menyampaikan permintaan maaf lewat kartu lebaran lebih sopan, dibandingkan via layanan pesang singkat (SMS),"
Kudus (ANTARA News) - Peminat kartu Lebaran sebagai ajang silaturahmi dengan kerabat, teman, dan relasi pada hari Lebaran diyakini masih ada peminatnya, meskipun perkembangan teknologi komunikasi semakin pesat, kata Kepala Kantor Pos Regional VI Jateng-DIY Bagja Ardi Mustawan.

"Kami yakin, masih ada beberapa kalangan yang menganggap penyampaian ucapan selamat Lebaran sekaligus untuk menyampaikan permintaan maaf lewat kartu lebaran lebih sopan, dibandingkan via layanan pesang singkat (SMS)," ujarnya ditemui usai meresmikan "POSTshop" swakelola Jekulo Kudus, Senin.

Hal demikian, kata dia, biasanya dilakukan seseorang terhadap orang lain yang lebih tua atau lebih dihormati.

Beberapa kalangan, kata dia, mengakui lebih sopan dalam mengucapkan kata maaf atau ucapan selamat hari raya melalui kartu lebaran, dibandingkan sekadar sms, terutama terhadap orang yang lebih tua dan patut dihormati.

Untuk menarik minat masyarakat memanfaatkan kartu lebaran, kata dia, memang perlu kreativitas baru, termasuk gagasan dari Kantor Pos Kudus yang sering memunculkan kartu lebaran edisi khusus dengan tema potensi lokal untuk menggugah rasa kepemilikan masyarakat setempat sehingga tertarik mengirimkan ucapan selamat hari raya kepada kerabat, sahabat, dan relasinya yang berada di luar kota.

"Jika respons masyarakat cukup positif, tentunya patut dilanjutkan kembali sekaligus mengedukasi generasi muda untuk menempuh cara-cara yang dinilai banyak kalangan lebih pantas," ujarnya.

Ia mengakui, peminat surat menyurat saat ini memang berkurang drastis karena selama ini paket pengiriman surat didominasi dari perusahaan yang mengirimkan tagihan atau komunikasi lain terhadap relasi.

Terkait dengan surat tagihan, lanjut dia, memang sulit digantikan selain lewat pengiriman surat.

Pewarta: Akhmad NL
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015