... kalau yang mengaji kaset apakah mengaji dapat pahala?...
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU), Mohammad Imam Azis, mendukung agar pengajian di mesjid tidak lagi menggunakan kaset.

"Pasti itu sangat mendukung karena jangan yang dapat pahala kasetnya," kata Azis usai bertemu Wakil Presiden, Jusuf Kalla, di Kantor Wakil Presiden, di Jakarta, Senin.

Dalam pertemuan untuk membahas persiapan Mukhtamar ke-33 NU, di Jombang, Jawa Timur, 1-5 Agustus, menurut Aziz, juga disinggung sedikit tentang pengeras suara di mesjid.

"Tadi dibicarakan sedikit, tapi ada yang baru di pembicaraan tadi," katanya.

Dia mengatakan, hampir 80 persen pengeras suara yang ada di masjid kualitasnya tidak memadai, jadi tidak kedap suara, padahal orang di mesjid/mushola 50 persen mendengar.

"Nach bukan berarti melarang memakai sound system, tapi untuk memperbaiki sound system agar enak didengar. Bagaimana suara yang ada di mesjid itu enak didengar karena aktivitas di mesjid itu 80 persen itu mendengar khotbah, pengajian dan lain-lain. Kalau saya tangkap tadi beliau ingin perbaiki sound system-nya," jelas Aziz.

Sebelumnya Wakil Presiden, Jusuf Kalla, yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia saat membuka ijtima' ulama komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia, di Pondok Pesantren At-Tauhidiyyah Cikura, Tegal, Jawa Tengah (8/6),  meminta agar pengajian di mesjid tidak lagi memakai kaset pengajian tapi harus orang yang mengaji Al Qur'an.

"Pertanyaannya kalau yang mengaji kaset apakah mengaji dapat pahala? Kita jadi terganggu, terjadi polusi suara," katanya.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015