Makassar (ANTARA News) - Anggota Badan Anggaran DPR-RI Andi Akmal Pasluddin sangat menyayangkan langkah pemerintah yang akan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk rakyat kelas bawah yang bermain pada kisaran 450 watt.

"Tidak tepat jika TDL dinaikkan untuk kelas 450 watt. Kasihan rakyat kita yang penghasilan rendah karena sudah tidak bisa menikmati subsidi listrik ini," ujarnya melalui surat elektroniknya di Makassar, Kamis.

Akmal Pasluddin menyebut jika kenaikan tarif dasar listrik itu merupakan langkah kejam pemerintah untuk menambah derita baru bagi rakyat pedesaan yang mayoritas berada di segmen golongan pengguna listrik 450 watt.

Legislator PKS yang juga berada di komisi IV di mana bermitra dengan kementerian-kementerian yang bersinggungan langsung dengan masyarakat pedesaan yang bermata pencaharian dengan bertani, melaut atau di sekitar hutan ini mengkritik keras pemerintah agar tidak menaikkan tarif listrik 450 watt tersebut.

"Saya ingin mengatakan kepada pemerintah, alasan mengalihkan subsidi langsung berupa kartu yang dapat diuangkan untuk bayar listrik, bukanlah masalah mudah. Permasalahan baru bahkan bisa muncul di lingkungan masyarakat pengguna listrik 450 watt," kata dia.

Sebelumnya pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan, pengalihan subsidi yang disalurkan PLN akan dialihkan ke pengguna langsung berupa kartu-kartu program sosial yang akan diberikan kepada masyarakat golongan rumah tangga miskin.

"Pemerintah lupa, bahwa saat ini dan beberapa tahun ke depan, daya beli masyarakat telah turun drastis akibat kenaikan BBM akhir tahun lalu, sehingga pemenuhan kebutuhan dasar berupa makanan menjadi prioritas utama. Program sosial yang telah digulirkan pemerintah, terbukti tidak memberi dampak signifikan terhadap kenaikan daya beli masyarakat," jelasnya.

Program sosial bentuknya apapun, lanjut Andi Akmal, larinya akan ke kebutuhan perut. Sehingga yang tadinya untuk listrik, kesehatan, pendidikan jadi tidak berguna lagi.

"Langkah awal yang harus dilakukan pemerintah adalah sejahterakan dahulu penduduk miskin yang hampir mencapai angka 28 juta jiwa itu," terangnya.

Selanjutnya, legislator dari Sulawesi Selatan II ini mengatakan, pemerintah sebaiknya membuat kebijakan menunda kenaikan tarif listrik 450 watt.

Logika penyimpangan pada pengguna listrik golongan ini yang menurut pemerintah tidak tepat sasaran merupakan argumen tidak berdasar. Orang yang berkecukupan, akan sulit melakukan melaksanakan kebutuhan keseharian dengan pasokan listrik sebesar itu di rumahnya.

Rumah tangga golongan ini sulit pakai AC, TV besar, komputer dan lain-lain yang membutuhkan listrik besar. Jadi golongan pengguna listrik 450 watt ini memang orang yang butuh dan bukan orang yang hidup berlebihan.

"Saya ingin meyakinkan kepada pemerintah, bahwa mayoritas pengguna listrik 450 watt adalah golongan miskin yang tersebar di pedesaan. Mereka petani, nelayan dan masyarakat hutan. Dan mereka masih harus berjuang untuk hidup memenuhi kebutuhan makan keluarganya. Jangan menambah derita baru buat mereka," pungkasnya. 

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015