Saya mah positive thinking aja, kan saya niatnya baik mencari uang, lagian masa iya mereka tega mukul perempuan,
Jakarta (ANTARA News) - Di antara ribuan calon pengemudi yang mendaftar pada perekrutan masal Gojek di lapangan basket, Hall A, Senayan, Jakarta, hari ini, tampak sepasang kekasih yang ikut mengantre.

Mereka adalah Maya Puspita (27) dan kekasihnya asal Depok, Jawa Barat. Sehari-hari, Maya bekerja sebagai sales makanan dan kurir paruh waktu, sedangkan kekasihnya bekerja sebagai tenaga serabutan.

Selama bekerja menjadi sales, Maya bekerja lima jam sehari dan mendapatkan upah Rp2,7 juta per bulan.

Maya dan kekasihnya ini kemudian mendapatkan cerita testimonial dari salah seorang kawan mereka yang sudah terlebih dulu menjadi pengemudi Gojek.

"Kata dia dalam tiga minggu saja sudah dapat Rp6 juta. Kami berdua pun langsung tertarik. Kalau nanti benar mendapatkan segitu, uangnya akan ditabung untuk modal usaha, dan modal menikah juga," kata Maya usai mendaftar Gojek di kompleks Senayan, Jumat sore.

Kelak, Maya bercita-cita menekuni bisnis kuliner. Dia ingin membuka usaha warung tenda kecil-kecilan.

Meski terlihat ringkih, Maya yang berambut hitam panjang dan bertubuh langsing itu mengaku tidak takut dengan kerasnya kehidupan pengemudi ojek, apalagi di tengah isu maraknya tukang ojek online yang dikeroyok ojek konvensional.

"Saya mah positive thinking aja, kan saya niatnya baik mencari uang, lagian masa iya mereka tega mukul perempuan," kata Maya yang mengaku sudah sudah komitmen dengan pacarnya untuk profesional dan tidak saling cemburu saat bekerja membawa penumpang.

CEO Gojek, Nadiem Makarim, mengaku perusahaan ride sharing yang didirikannya pun sebenarnya selalu berupaya membekali para pengemudi Gojek dengan kemampuan selain mengemudikan ojek, mengingat salah satu visi Gojek adalah memberikan dampak sosial.

"Lima atau enam tahun lagi kalau sistem transportasi publik kita sudah baik dan Gojek akhirnya hanya menjadi feeder, lalu bagaimana nasib sekitar 200.000-an tukang ojek ini? Kita sudah antisipasi itu, dengan memberi pelatihan atau menyediakan produk jasa layanan yang lebih beragam," kata Nadiem.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015