Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, akan menerima kunjungan Presiden Italia, Sergio Mattarella, yang akan berlangsung selama tiga hari yakni 8 November hingga 10 November.

"Pada hari Minggu, 8 November sampai 10 November, menteri luar negeri akan mendampingi Presiden Jokowi untuk menerima kunjungan presiden Italia," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, di Jakarta, Kamis.

Meurut dia, kunjungan Mattarella ke Indonesia merupakan kunjungan bersejarah karena itu pertama kalinya seorang presiden Italia berkunjung ke Indonesia sejak kedua negara membuka hubungan bilateral pada 1949.

Tujuan utama kunjungan Mattarella itu untuk meningkatkan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Italia. Untuk itu, Mattarella akan datang bersama 28 pengusaha Italia yang bergerak di bidang maritim, infrastruktur, perbankan, dan energi.

"Beberapa isu lain yang juga akan dibahas, yaitu sekitar sektor pariwisata, energi, budaya. Tetapi tidak terbatas hanya itu," kata dia.

Dalam pertemuan bilateral kedua presiden, lanjut dia, juga akan dibahas mengenai pasar produk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) Indonesia di Italia.

Menurut Nasir, Italia sangat mendukung peningkatan ekspor CPO Indonesia di negara itu walaupun ada banyak kampanye negatif terhadap CPO asal Indonesia di beberapa negara Eropa.

"Di saat banyak kampanye negatif di beberapa negara Eropa terkait CPO Indonesia, tetapi Italia mengambil langkah untuk melindungi dan mendorong perkembangan dan penggunaan CPO Indonesia," ungkap dia.

Selanjutnya, menurut rencana, pada pertemuan antara Presiden Jokowi dan Presiden Mattarella akan ada penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU), yaitu MoU tentang kebijakan bebas visa bagi pemegang paspor diplomat dan dinas dan MoU tentang Kerjasama Pariwisata.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Mattarella juga dijadwalkan untuk menyampaikan "keynote speech" di Lembaga Ketahanan Nasional.

Italia salah satu mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa. Nilai perdagangan bilateral Indonesia-Italia mencapai empat miliar dolar AS pada 2014, dengan surplus untuk Indonesia sebesar 560 juta dolar AS.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015