Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) menilai pengaktifan RI pada Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dapat mendorong efisiensi dalam pembelian minyak karena RI bisa membeli langsung minyak dari negara anggota lain yang tergabung OPEC.

"Di OPEC yang ditargetkan melaksanakan pendekatan ke negara-negara yang memiliki minyak, jadi inputnya bisa dapat deal langsung, G to G, B to B, lebih efisien," kata Direktur Utama Pertamina Dwi Sutjipto di Gedung Pertamina Pusat, Jakarta, Senin.

Ia menuturkan pengaktifan kembali Indonesia di organisasi ini tidak berarti Indonesia berupaya menjadi negara pengekspor, melainkan untuk tujuan membangun jaringan.

"OPEC siapa saja orang memiliki kepentingan, bukan hanya orang menjual, juga orang yang membeli," kata dia.

Menurut dia, Pertamina akan memanfaatkan kembalinya Indonesia di OPEC dengan membangun hubungan seluas-luasnya dengan anggota lain dan melakukan pembelian langsung minyak.

Sementara itu, dalam kesempatan berbeda, Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan dengan kembali menjadi anggota OPEC, Indonesia ada dalam satu komunitas yang berperan dalam menentukan pasokan energi internasional, terutama migas.

"Dengan berada di tengah-tengah mereka, kita punya jaringan, punya hubungan baik, itu akan membuat kita punya akses kepada pemikiran-pemikiran ke depan sehingga bisa kita jadikan sebagai dasar untuk menata strategi dan policy (kebijakan) energi kita," kata dia.

Ia menyebutkan langkah itu sudah mulai membuahkan hasil karena beberapa pembelian langsung pada negara produsen sudah dirintis dan sudah membuka potensi-potensi keberhasilan.

Sudirman mencontohkan sekitar dua pekan lalu ada tanda tangan perjanjian antara Pertamina dan Saudi Aramco untuk membangun kilang sehingga dengan itu akan ada pasokan minyak mentah ke Indonesia.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015