Jakarta (ANTARA News) - Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) tengah mengusut kasus pemukulan terhadap dua anggota polisi dari Unit Lalu Lintas Polsek Bekasi Utara yang dilakukan oleh sejumlah oknum anggota Marinir pada Sabtu (9/1) petang.

"Kasus tersebut saat ini tengah di proses di Pomal," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI M Zainudin, ketika dikonfirmasi, di Jakarta, Minggu.

TNI AL belum mengetahui pasti pemicu aksi penganiayaan yang dilakukan beberapa oknum anggota TNI AL.

Menurut Zainuddin, anggota TNI AL yang memukuli polisi itu sedang dirundung duka lantaran istrinya meninggal.

"Jadi anggota ini sedang membawa istrinya yang meninggal. Lalu kemudian terlibat cekcok dengan polisi di jalan," katanya.

Namun demikian, TNI AL tetap berkomitmen akan melakukan penindakan tegas bagi prajurit TNI AL yang melakukan pelanggaran.

"Kita berkomitmen akan menindak tegas prajurit sesuai pelanggarannya," tegasnya.

Seperti diketahui, dua anggota polisi dari Unit Lalu Lintas Polsek Bekasi Utara, babak belur dihajar sejumlah oknum TNI di gerbang Perumahan Prima Harapan, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Sabtu (9/1) petang.

Berdasarkan data yang dihimpun, kedua polisi itu berinisial P dengan pangkat Inspektur Satu merupakan Kanit Lantas Polsek Bekasi Utara dan SM berpangkat Brigadir Kepala merupakan anak buahnya.

Kejadian berawal ketika kedua polisi itu tengah mengatur arus lalu lintas di lokasi.

Tiba-tiba seorang pengendara motor yang mengenakan pakaian dinas TNI berhenti menghampirinya dan menanyakan lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Perwira, Bekasi Utara ke SM.

Lantaran sedang macet, pertanyaan itu tak dijawab oleh SM. Dan memilih terus bekerja mengatur lalu lintas. Tak disangka sejumlah penumpang mobil dalam iring-iringan anggota TNI itu membuka kaca dan menantang korban.

SM mengacuhkan tantangan dan memilih beristirahat di sebuah warung. Namun sejumlah penumpang mobil itu turun dan langsung mengeroyok SM.

Melihat anggotanya dikeroyok, Iptu P menghampiri anggotanya dengan bermaksud melerai, namun naas Iptu P pun menjadi sasaran pengeroyokan dan mengalami memar di bibir bagian atas.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016