Atambua, NTT (ANTARA News) - Presiden Timor Leste Kay Ralla Xanana Gusmao sempat diisukan dievakuasi oleh jajaran pengamanannya hingga ke wilayah perbatasan RI saat terjadi kerusuhan massa yang menewaskan tiga warga sipil di Ibukota negara itu, Dili, beberapa waktu lalu. Wartawan ANTARA News yang mengkonfirmasi hal itu kepada Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL TNI, Letnan Kolonel Infantri Hotman Hutahaean, di Atambua, Sabtu, mendapatkan penjelasan bahwa hal itu tidak benar. "Hal itu tidak betul sama sekali," katanya. Hotman Hutahean menyebutkan memang sepanjang Jumat (23/2) masih bertiup kabar itu, bankan teleponnya terus-menerus berdering menanyakan kebenaran kabar itu. Hutahaean yang wilayah operasinya sepanjang 275 kilometer di garis perbatasan kedua negara, menyatakan, dilihat dari sisi probabilitas, evakuasi seorang kepala negara yang sah menuju area yang aman memang mungkin saja. Namun, katanya, bagi seorang Gusmao yang dikawal ketat oleh pasukan pengamanan dari PBB dan negara-negara sahabat Timor Leste, maka hal itu cukup mustahil untuk dilakukan. Lagi pula, katanya, setelah mengecek berulang kali ke pos-pos pengamanan di sepanjang garis perbatasan kedua negara, akhirnya dipastikan kabar itu sama sekali tidak benar. Terkait kerusuhan di negara sempalan Indonesia itu, Hutahaean mengaku telah mendapat perintah dari Markas Besar TNI dan TNI-AD untuk meningkatkan kewaspadaan di wilayah perbatasan. Bahkan, jika benar Gusmao berada di wilayah RI, maka harus diamankan sesuai dengan prosedur pengamanan VVIP karena Gusmao seorang kepala negara, katanya. Di pintu utama Pos Perbatasan Mota Ain, Tasifeto Timur, Belu, NTT, aktivitas pengamanan oleh jajaran Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL TNI memang meningkat dan semua kendaraan maupun orang yang melintas diperiksa dengan lebih ketat.(*)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007