Salah satu tantangan terbesar kita adalah kemiskinan. Di dunia ini ada 805 juta orang yang tak memiliki cukup makanan dan 22.000 anak kecil terancam meninggal karena kemiskinan,"
Surabaya (ANTARA News) - Wisudawan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya asal Kolombia, Danielle Tello Roija, mengajak 2.292 wisudawan, termasuk dirinya, untuk menjadi bagian dari solusi atas permasalahan masyarakat di sekitarnya.

"Salah satu tantangan terbesar kita adalah kemiskinan. Di dunia ini ada 805 juta orang yang tak memiliki cukup makanan dan 22.000 anak kecil terancam meninggal karena kemiskinan," katanya di Surabaya, Sabtu.

Salah satu dari lima mahasiswa asing yang dilantik oleh Rektor Unair Prof Dr H Mohammad Nasih MT.SE Ak MCA itu telah menyelesaikan studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Unair dengan beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB).

Dalam awal pidatonya, Danielle mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia dan Unair karena telah memberinya kesempatan belajar melalui program KNB, meski ia mengalami kendala tidak ringan dalam hal adaptasi, terutama bahasa.

"Selain kemiskinan juga ada tantangan besar. Saya, Daniele Tello, adalah perempuan yang berisiko lebih tinggi terhadap pemerkosaan atau pun bentuk kekerasan domestik. Risiko bentuk kekerasan itu lebih tinggi daripada penyakit kanker, kecelakaan mobil, peperangan, dan malaria," katanya.

Ia juga mengingatkan tentang tantangan global lainnya, seperti pemanasan global, akses terhadap sanitasi dan air bersih, kelaparan, dan lainnya. Karena itu, ia juga mengajak semua wisudawan ikut menyelesaikan tantangan global tersebut dengan cara individu masing-masing.

"Saya ingin kita bisa menyadari bahwa kita ini beruntung, termasuk saya. Saya merasa sangat beruntung dapat meraih gelar Master, sementara 62 juta perempuan lainnya di dunia tidak bisa mengenyam pendidikan," tutur perempuan itu.

Ia juga berharap semua wisudawan ini dapat menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki demi membangun masa depan lebih baik. "Inilah komitmen saya. Saya ingin menjadi bagian dari solusi. Kita semua dapat menyelesaikan permasalahan tadi," katanya.

Bahkan, ia menyatakan hanya butuh langkah kecil untuk bergerak. "Untuk mengurangi ketimpangan, Anda bisa memberikan gaji yang adil kepada seluruh karyawan, sopir, pembantu. baby sitter. Kita juga bisa memberikan pendidikan yang layak kepada anak-anak karyawan," katanya.

Pewarta: Edy M Yakub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016