Boyolali (ANTARA News) - Akibat diguyur hujan deras baru-baru ini, tanggul di Desa Karangjati, Kecamatan Wonosegoro, Boyolali, jebol, sehingga sangat merugikan para petani setempat, karena lahan sawahnya terendam luapan air sungai.

Anggota DPR RI Endang Srikarti Handayani meninjau langsung tragedi jebolnya tanggul tersebut di wilayah yang menjadi dapilnya sendiri.

Menurut keterangan tertulis DPR, politisi Partai Golkar ini sekaligus menyerukan agar semua Anggota DPR RI dari dapil Jateng V (Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan Solo) bersatu untuk memperbaiki tanggul jebol ini agar tanaman padi milik petani setempat bisa diselamatkan.

“Kita berharap semua Anggota DPR RI dari Dapil Jateng V, DPRD Provinsi Jawa Tengah, dan DPRD Kabupaten Boyolali, bisa ikut sama-sama membantu,” katanya, Minggu (27/3).

Bersama lurah dan camat setempat, Endang melihat tanggul yang dibendung sementara dengan menggunakan tumpukan karung pasir dan bambu.

Bahkan, di lokasi kejadian, Anggota Komisi VI DPR ini menghubungi langsung Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk segera bergerak memberi bantuan perbaikan tanggul. “Ayo kita sama-sama memberikan dorongan kepada semua pihak terkait, agar segera turun tangan memperbaiki saluran air yang rusak.”

Endang berharap, lurah dan camat setempat segera mengajukan proposal bantuan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali supaya bisa ditindaklanjuti oleh BNPB.

Akibat jebolnya tanggul ini, puluhan hektar lahan pertanian rusak karena terendam air. Untuk meninjau titik lokasi tanggul yang jebol, Endang bersama rombongan harus menempuh perjalanan dengan sepeda motor, karena jalan yang sempit.

Panjang tanggul yang rusak sekitar 20 meter dari 700 meter panjang keseluruhan. Bila tidak segera diperbaiki, tanggul sementara yang dibuat secara swadaya ini bisa rusak kembali.

Seperti diketahui, saluran air yang tanggulnya jebol itu melewati tujuh desa, yaitu Karangjati, Banyuasri, Bandung, Wonosegoro, Ketoyan, Gosono, dan Bolo.

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016