Bogor (ANTARA News) - Rasa ingin tahu rakyat yang begitu besar atas Presiden-nya, tak membuat masyarakat Desa Nagrak, Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, tempat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan keluarga tercatat sebagai warga setempat, mengkhawatirkan risiko pada kesehatannya. Setidaknya, lebih dari 10-an warga, sebelum maupun sesudah Presiden Yudhoyono dan keluarga menggunakan hak politiknya pada pemilihan kepala desa (Pilkades), pingsan akibat berdesakan dengan ribuan warga lainnya guna melihat orang nomor satu di Republik Indonesia itu ikut Pilkades. Berdasarkan pantauan di lokasi Pilkades, ANTARA melaporkan warga yang pingsan sebagian besar adalah kaum ibu. Akibat berdesakan serta berebutan masuk di lokasi tempat pemungutan suara di bawah terik matahari, akhirnya mereka pingsan. Melihat beberapa warga pingsan, petugas kesehatan yang disiagakan segera memberikan pertolongan. Presiden Yudhoyono yang disertai Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono dan puteranya Edhie Baskoro Yudhoyono, ikut antre guna memilih tiga kandidat Kades yang bertarung dalam pilkades, yakni H Boin Sugiri, H Nurdin, dan Dudung Dumiati. Dari jumlah warga sebanyak 7.347 yang terdaftar sebagai pemilih, Presiden Yudhoyono mendapat nomor urut 3.916, Ny Ani Yudhoyono nomor 3.917 dan Edhie Baskoro Yudhoyono nomor 3.919, dan menggunakan hak pilihnya di bilik suara yang lokasinya berada di lapangan sepakbola Cikeas, Desa Nagrak, yang jaraknya sekitar 300 meter dari kediaman pribadi presiden. Menurut Ketua Panitia Pilkades, Endang Mustapa, kegiatan yang dimulai pukul 07.30 WIB hingga 13.00 WIB itu akan dilanjutkan dengan penghitungan suara mulai pukul 14.00 WIB hingga selesai. Kaki telanjang Berbeda dengan suasana Pilkades di desa tempat Presiden Yudhoyono yang berlangsung dalam kondisi penjagaan ketat Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), pada Pilkades di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang -- yang lokasinya juga berada di lapangan sepakbola -- dan persis di depan Pangkalan TNI-AU (Lanud) Atang Sanjaya (ATS), justru menampakkan suasana yang khas. Suasana khas itu, karena ribuan warga yang mengikuti Pilkades itu harus bertelanjang kaki, karena baik sepatu maupun sandalnya dilepas, akibat lokasi TPS-nya dipenuhi lumpur karena sejak Sabtu (10/3) malam lokasinya diguyur hujan deras. "Ketimbang terpeleset, lebih baik sandal saya lepas," kata H Muslich Hidayat, warga Kampung Caringin, Desa Semplak Barat, yang ikut mencoblos empat kandidat Kades yang bertarung. Hampir semua warga yang mempunyai hak pilih, langsung melepas sandal dan sepatunya guna masuk ke lokasi pendaftaran TPS dan mengikuti seluruh prosesi Pilkades, karena seluruh area lapangan sepakbola itu penuh kubangan. Pilkades secara serentak di 220 desa di Kabupaten Bogor, pada hari Minggu ini diamankan oleh 5.507 personil keamanan gabungan, yang terdiri dari unsur TNI, Polri serta Linmas/Hansip. (*)

Copyright © ANTARA 2007