Kami sering bermain terburu-buru setelah terkejar lawan. Jam terbang kami juga kurang.
Jakarta (ANTARA News) - Ganda campuran Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika mengakui mereka sebenarnye berpeluang menang melawan peringkat pertama dunia Zhang Nan/Zhao Yunlei pada laga perempatfinal Indonesia Terbuka 2016. Keduanya menyebut setidakya tiga faktor yang membuat mereka gagal menang, yakni tidak tenang, kalah jam terbang dari lawan, dan lawan hampir tidak memiliki celah kelemahan.

Alfian/Annisa kalah dari pasangan unggulan Tiongkok itu dalam tiga game 11-21, 21-10, 14-21 dalam waktu 53 menit laga yang berlangsung di Stadion Istora Senayan, Jakarta, Jumat.

"Peluang untuk menang itu ada sebenarnya. Hanya saja, kami kurang tenang dalam bermain tadi. Saat kami sudah memimpin poin, lalu kami terkejar. Kami menjadi buru-buru bermain," kata Alfian.

Atlet asal klub Jaya Raya Jakarta itu mengklaim strategi permainannya bersama Annisa tidak berbeda dari ganda-ganda campuran lain Indonesia yang menempati peringkat 20 besar.

"Kami sering bermain terburu-buru setelah terkejar lawan. Jam terbang kami juga kurang. Tapi, ini adalah pencapaian terbaik kami dalam turnamen super series premier," kata Alfian.

Annisa menambahkan Zhang Nan/Zhao Yunlei adalah pasangan tangguh yang tidak mudah mencari celah mencuri poin dari mereka. "Kami jarang bermain bola-bola reli dan malah mati dengan bola-bola sepele lawan," kata Annisa.

Atlet klub Djarum kudus itu mengatakan permainannya pada pertengahan game kedua sering kehilangan fokus sehingga kesulitan untuk kembali memimpin poin.

Alfian/Annisa berharap dapat mempertahankan pola permainan mereka dan tidak terpengaruh pola permainan lawan dalam setiap pertandingan. "Kami ingin kembali masuk peringkat 20 besar pada akhir 2016," ujar Alfian.

Kekalahan Alfian/Annisa juga adalah kekalahan wakil Indonesia pada nomor ganda campuran turnamen berhadiah total 900 ribu dolar AS itu.

INi adalah pertemuan pertama Alfian/Annisa dengan pasangan peraih medali emas Olimpiade London 2012 dan tiga kali medali emas Kejuaraan Bulu Tangkis Dunia pada 2011, 2014, dan 2015.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016