Kalau belum dirapikan toko-toko diruang tunggu, saya belum bisa menyetujui kenaikan airport tax-nya. Harus direnovasi dulu sedemikian rupa agar lebih nyaman."
Batam (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan minta Badan Pengusahaan Batam merenovasi terminal Bandara Internasional Hang Nadim Batam yang dinilai saat ini sudah ketinggalan dibandingkan sejumlah bandara baru.

"Ini harus direnovasi supaya up to date. Toko-toko lantai dua harus dikurangi. Ini terlalu penuh dengan toko-toko yang menjajakan produk serupa," kata Jonan saat meninjau bandara tersebut, Jumat sore.

Banyaknya toko-toko pada lantai dua bandara menjadi satu dengan ruang tunggu membuat kapasitas bandara tersebut tidak maksimal dan terkesan tidak rapi lagi.

"Bandara ini harus dikembangkan agar lebih baik lagi, kalau untuk pengamanannya sudah bagus semua," kata dia.

Selain terminal yang dinilai kapasitasnya kurang maksimal, fasilitas apron bandara tersebut sudah perlu ditambah mengingat pada saat-saat tertentu tidak mampu lagi menampung pesawat yang mendarat.

"Kalau belum dirapikan toko-toko diruang tunggu, saya belum bisa menyetujui kenaikan airport tax-nya. Harus direnovasi dulu sedemikian rupa agar lebih nyaman," kata Jonan.

Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam Suwarso mengatakan pihak bandara sudah merencanakan untuk memindah toko-toko dan gerai di Hang Nadim untuk memaksimalkan kapasitas terminal.

"Setelah Lebaran ini rencananya akan kami tertibkan agar mampu menampung lebih banyak calon penumpang," kata dia.

Ia mengatakan, secara umum Hang Nadim sudah siap menghadapi lonjakan penumpang arus Mudik Lebaran Idul Fitri 1437 Hijriyah yang diperkirakan akan mulai meningkat signifikan mulai H-6.

"Kami akan menambah petugas pengamanan, meningkatkan pemeriksan barang dan penumpang agar mudik lancar," kata Suwarso.

Bandara Internasional Hang Nadim Batam milik BP Batam, kata Suwarso masuk kategori bandara utama sehingga pengamanan harus menjadi prioritas selain fasilitas penerbangan yang memadai.

Pewarta: Larno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016