Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Pengelolaan Utang Depkeu, Rahmat Waluyanto, mengatakan hingga penutupan masa penawaran Jumat (23/3) pukul 09:00 WIB, pemesanan Obligasi Negara Ritel ORI002 mencapai Rp7,15 triliun. "Pesanan terbesar masuk dari perbankan daripada sekuritas karena memang selain jumlah agen perbankan lebih besar, klien mereka juga lebih besar," kata Rahmat kepada ANTARA News di Jakarta, Jumat. Dia menjelaskan pihaknya belum tentu akan mengambil seluruh pesanan yang masuk karena harus mempertimbangkan kemampuan pengelolaan utang pemerintah. "Harus diingat ORI ini kan termasuk pembiayaan jangka pendek, selain itu kita juga akan menerbitkan SPN," katanya. Dia menambahkan, pihaknya akan melakukan penjatahan pada 26 Maret mendatang. "Kita masih menunggu seluruh laporan masuk. Paling data baru bisa kita kumpulkan pada minggu sore atau malam," katanya. Ditanya tentang target indikatif penerbitan ORI hingga akhir tahun, Rahmat menegaskan pihaknya akan melihat tingkat ketertarikan pasar terhadap obligasi negara. Kupon ORI002 sendiri ditetapkan 9,28 persen. Sedangkan kupon ORI001 yang terbit pada Agustus 2006 lalu adalah 12,05 persen ORI002 akan dicatatkan di bursa pada tanggal 29 Maret 2007. Pembayaran kupon ORI002 yang jatuh tempo 28 Maret 2010 itu dilakukan tanggal 28 setiap bulannya. Terdapat 16 agen penjual ORI yakni Trimegah Securities, Danareksa Sekuritas, Bank Central Asia, Bank Mandiri, Citibank, Lippobank, BNI, BII, BRI, Bank Permata, Bank Danamon Indonesia, Valbury Asia Securities, Bank Panin, Bank Bukopin, Bank NISP, dan Bank Mega.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007